Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu mengevakuasi korban tebing longsor di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Menurut siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Minggu, Tagana dan unsur Kampung Siaga Bencana (KSB) dikerahkan untuk mendata korban serta mengevakuasi korban ke tempat aman, khususnya korban yang tergolong rentan seperti warga lanjut usia, anak-anak, dan penyandang disabilitas.
Kepala Badan Pendidikan, Penelitian, dan Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Syahabuddin saat meninjau lokasi longsor, Minggu, mengatakan bahwa kementerian menyalurkan bantuan senilai Rp1,053 miliar untuk penanganan dampak bencana.
Bantuan yang disalurkan meliputi bantuan logistik tanggap darurat senilai Rp888.671.350, beras senilai Rp31.800.000, dan santunan untuk 11 ahli waris korban Rp165.000.000. Setiap ahli waris korban mendapat santunan Rp15 juta dari pemerintah.
Bantuan logistik yang diserahkan terdiri atas 10 tenda serbaguna untuk keluarga, 150 velbed, 1.200 matras, 600 kasur, dan 1.000 selimut.
"Sejak bencana terjadi, kami melalui Tagana telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial di wilayah terdampak tanah longsor tentang aktivitas penanganan," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Syafi'i Nasution.
Kementerian Sosial juga telah mengaktifkan pelayanan dapur umum lapangan dan pelayanan dukungan psikososial yang berpusat di SD Cipateuag bagi korban tanah longsor di Sumedang.
Hujan deras menyebabkan tebing setinggi 30 meter longsor di Desa Cihanjung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, pada Sabtu (9/1) petang. Akibat bencana itu, 18 rumah warga tertimbun.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana itu telah mengakibatkan setidaknya 11 orang meninggal dunia.
Baca juga: Petugas cari korban longsor di Sumedang dengan alat berat ekskavator
Baca juga: Danramil dan pejabat BPBD turut jadi korban longsor di Sumedang