Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menggelar simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Balai Kota Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu, guna memetakan permasalahan dan hambatan yang berpotensi timbul saat vaksinasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani menilak proses vaksinasi COVID-19 ini adalah hal yang berbeda dengan proses vaksinasi atau imunisasi yang rutin dilakukan puskesmas di Kota Bandung.
"Sehingga kita memang butuh untuk melihat ataupun, mencoba dijalankan seperti apa nanti pelaksanaannya," kata Rosye.
Adapun dalam simulasi itu masyarakat bakal menempuh sejumlah tahap hingga proses penyuntikan vaksin COVID-19 selesai. Mulai dari pendaftaran kepada petugas, kemudian pemanggilannya bakal disampaikan melalui pesan singkat lewat ponsel.
Kemudian masyarakat dipersilakan masuk ke meja dua untuk dilakukan screening kesehatan. Karena menurut Rosye, masyarakat yang dilakukan vaksinasi harus yang sehat tanpa penyakit penyerta.
"Nanti yang ketiga mulai penyuntikkan, kemudian dari meja ketiga setelah penyuntikan dilakukan pemeriksaan di meja keempat, dan harus menunggu selama 30 menit. Baru boleh pulang," katanya.
Menurutnya vaksinasi itu dilakukan sebanyak dua kali dengan jarak 14 hari. Masyarakat yang dilakukan vaksinasi itu, kata dia, mulai dari rentang usia 18 hingga 59 tahun, dengan kondisi sehat.
"Kalau masih banyak potensi masalah lain mungkin harus kita simulasikan lagi atau kalau ada petunjuk teknis yang berbeda, karena kita sekali lagi ini tentatif dan bukan pasti akan seperti ini," kata Rosye.
Sehingga simulasi itu menurutnya bakal dilakukan bukan hanya satu kali. Karena pihaknya pun masih menunggu petunjuk resmi terkait pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan.
"Tergantung apakah ada lagi yang baru arahan dari Kementerian Kesehatan, kita juga masih menunggu," kata dia.