Beijing (ANTARA) - Sejumlah pemerintah daerah di China menebus vaksin COVID-19 buatan dalam negeri dengan harga 200 yuan atau sekitar Rp433 ribu per dosis.
Pemerintah Provinsi Jiangsu merupakan provinsi terakhir di China yang membeli vaksin produk Sinopharm dan Sinovac untuk keperluan darurat dengan harga grosir itu, kata media China, Rabu.
Sebelumnya Pemprov Zhejiang dan Pemprov Sichuan juga telah membeli vaksin tersebut dengan harga yang sama.
Dalam dokumen publik disebutkan bahwa dua vaksin buatan Sinopharm dan Sinovac sedang dinegosiasikan dalam kontrak pengadaan oleh pemerintah.
Namun, tidak disebutkan dalam dokumen itu mengenai jumlah pembelian dari setiap perusahaan farmasi tersebut.
Pemprov Sichuan mulai menggunakan vaksin untuk keperluan darurat yang disuntikkan kepada dua juta warganya yang bekerja di sektor berisiko tinggi terjangkit COVID-19.
Dalam survei yang melibatkan 150 orang di Sina Weibo menyebutkan bahwa 80 persen warga menganggap wajar dan terjangkau harga vaksin sebesar 200 yuan atau 30,62 dolar AS per dosis itu.
Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat Pfizer mengumumkan harga beli pemerintah untuk vaksin COVID-19 sebesar 20 dolar AS per dosis, sedangkan Moderna antara 10 dolar AS hingga 50 dolar AS per dosis.
Sementara itu produsen vaksin China lainnya, CanSino belum mengumumkan soal harga vaksin buatannya.
Baca juga: BPKN usul harga vaksin mandiri paling mahal Rp100 ribu
Baca juga: Jubir Kemenkes: Pemerintah belum tetapkan harga vaksin COVID-19
Baca juga: Guru Besar UI: Lihat manfaat vaksin bukan dari harganya
Vaksin produk Sinopharm dan Sinovac dihargai Rp433 ribu per dosis
Rabu, 16 Desember 2020 20:28 WIB