Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya mendorong dinas pendidikan dan dinas terkait lainnya bergerak aktif melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah guna memenuhi persyaratan protokol kesehatan pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
"Dinas Pendidikan harus bergerak aktif. Kemudian, pada saatnya melakukan verifikasi kesiapannya, apakah sekolah-sekolah sudah memenuhi persyaratan protokol kesehatan atau belum," kata Bima Arya saat memimpin Briefing Staff Pemerintah Kota Bogor, di Taman Ekspresi, Kota Bogor, Selasa.
Menurut Bima Arya, kalau sekolah sudah memenuhi persyaratan protokol kesehatan, seperti menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer yang memadai, menyediakan masker cadangan, serta mengatur jaga jarak, dan fasilitas lainnya.
Semua guru di sekolah yang akan menjalani PTM juga menjalani tes swab untuk memastikan guru-gurunya sehat. "Kemudian dipetakan lagi, mana guru yang benar-benar sehat dan guru yang komorbid," katanya.
Sekolah yang telah memenuhi persyaratan protokol kesehatan, kata dia, harus ada izin dari orang tua siswa, komite sekolah, serta izin dari Pemerintah Kota Bogor.
Menurut Bima Arya, ada arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menyerahkan kepada pemerintah daerah untuk membuka PTM kepada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan protokol kesehatan, tapi Pemerintah Kota Bogor tetap mempertimbangkan kondisi penyebaran COVID-19 di Kota Bogor.
Bima Arya menjelaskan, penyebaran COVID-19 di Kota Bogor saat ini trennya meningkat dan cukup tinggi. Kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi, rata-rata setiap hari sekitar 40 kasus.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, juga harus memperhitungkan, faktor lainnya seperti jumlah kasus positif COVOD-19 di Kota Bogor, jumlah tingkat keterisian pasien COVID-19 di rumah sakit di Kota Bogor.
"Kalau jumlah keterisian pasien COVID-19 di rumah sakit sudah mencapai 90 persen, maka sulit untuk melaksanakan PTM di sekolah," katanya,
Pada kesempatan tersebut, Bima mengingatkan, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk terus memonitor perkembangan jumlah kasus positif dan jumlah pasien kasus positif yang dirawat di rumah sakit, sampai Januari 2021.
Baca juga: Wawali Bogor minta pastikan protokol kesehatan sebelum belajar tatap muka
Baca juga: Pemkot Bogor rencanakan belajar tatap muka di sekolah mulai 11 Januari
Baca juga: Kota Bogor rencanakan belajar tatap mulai awal tahun depan