Bandung, 12/3 (ANTARA) - Pemprov Jawa Barat akan mengevaluasi secara menyeluruh program Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) untuk mengukur efektifitas dan keberhasilan program yang sudah digulirkan sejak enam tahun lalu.
"Program GRLK akan dievaluasi secara menyeluruh apakah efektif atau malah tidak memberikan perubahan signifikan. Yang jelas rehabilitasi hutan dipastikan gagal tanpa ada perubahan budaya masyarakat yang ada di sekitarnya," kata Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat.
Menurut Heryawan, anggaran rehabilitasi lahan kritis di Jawa Barat cukup besar, tahun ini program GRLK mendapat alokasi sekitar Rp30 miliar.
Meski dari segi luasan penanaman sudah cukup sigifikan, namun menurut Heryawan hal itu tidak akan ada gunanya bila masyarakat tidak memeliharanya bibit tanaman dengan baik.
"Kita akan lihat program GRLK, merubah budaya masyarakat untuk menjaga hutan dan melakukan rehabilitasi lahan kritis bukan perkara mudah. Termasuk juga dari pejabatnya, mereka menjalankan program GRLK dengan baik dan benar atau tidak. Semuanya akan dievaluasi," kata Gubernur Heryawan.
Menurut Heryawan, pengendalian dan pemeliharaan lingkungan, tidak hanya dilakukan melalui program pembangunan fisik, namun harus dilakukan secara holistik. Mendidik masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan, dan itu harus dilakukan secara sinergi dan berkelanjutan.
Program GRLK, kata Heryawan, tidak sebatas penanam bibit pohon saja, namun juga membutuhkan kepedulian dan tanggung jawab masyarakat sekitarnya.
"Kita belum tahu berapa bibit pohon yang mati atau dicabut oleh perambahnya. Program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) diharapkan bergulir secara ideal. Karena saat ini masih ada masyarakat yang kurang peduli, menebang pohon seenaknya juga membuka lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya," kata Heryawan.
Ia menyebutkan, kerusakan hutan, bencana alam longsor dan banjir tidak lepas dari tangan-tangan manusia yang tidak mengelola lingkungan dengan baik. Kurang peduli terhadap keseimbangan hayati dan lainnya.
"Bencana alam yang terjadi saat ini sebagian besar akibat ulah manusia sendiri yang tidak ramah terhadap lingkungan, gerakan dengan dukungan anggaran berapapun besarnya tak akan optimal bisa budaya masyarakatnya yang kurang peduli belum diubah," katanya.
Terkait Saresehan Kepedulian Bersama Terhadap Bencana dan Konservasi Lingkungan yang dihadiri seluruh elemen dan pemangku kepentingan di Bandung, Jumat, menurut gubernur diharapkan memberikan penyadaran kepada masyarakat terhadap kerusakan hutan dan lingkungan yang terjadi saat ini.
"Kampanye lingkungan terus dilakukan, baik oleh pemerintah, swasta maupun pemangku kepentingan lainnya. Targetnya adalah peningkatan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan," katanya.
Ia mencontohkan kasus sederhana kesadaran membuang limbah domestik dan rumah tangga di masyarakat saat ini masih beragam dan cenderung kurang peduli. Salah satu penyebabnya adalah minimnya pengetahuan mereka tentang pengelolaan limbah.
"Pengetahuan masyarakat tentang lingkungan perlu digenjot lagi, minimal dari hal-hal kecil di lingkungan rumah tangga dan sekitarnya," kata Gubernur Heryawan menambahkan.
Syarif A