Garut, 2/3 (ANTARA) - Beras organik produk petani Kabupaten Garut, Jawa Barat, bisa diperoleh dengan harga berkisar Rp10 ribu hingga Rp11 ribu/kg, terdiri jenis sintanur dan sarinah yang keduanya merupakan turunan dari varietas IR 64.
Salah satu produk unggulan tersebut, diproses melalui pengembangan bahan organik "melalui mikroorganisme lokal" (MOL), ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulturan setempat Ir H Tatang Hidayat MP, di Garut, Selasa.
Mikro organisme lokal berupa cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikro organisme berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau tambahan nutrisi bagi tumbuhan, yang sengaja dikembangkan dari mikroorganisme.
MOL mampu mendorong perkembangan tanaman seperti "zyberlin, sitoxinin, auxin dan inhibitor", dengan mengembangkan bahan baku berupa limbah hijauan sayuran segar, limbah dapur, air kelapa, air beras serta gula 20 persen dari bahan limbah, katanya.
Sehingga MOL, merupakan bahan hasil permentasi mikroorganisme yang dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar lingkungan, bisa digunakan sebagai pupuk tanaman dan tanah, bahkan dengan bahan tertentu bisa diproduksi sebagai MOL pestisida nabati, yang manfaatnya tergantung dari bahan dasarnya.
Saat ini produk beras organik di seluruh Kabupaten Garut, telah mencapai puluhan hingga ratusan ton, selain untuk memenuhi konsumsi warga setempat juga banyak yang dikirim ke luar daerah termasuk antarprovinsi dan antarpulau, katanya.
John D Hidayat