Washington (ANTARA) - Kandidat partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada Sabtu, sebagaimana dilaporkan Edison Research dan sejumlah jaringan televisi.
Kemenangan itu diraih Biden ketika para pemilih dengan tegas menolak kepemimpinan yang gaduh dari petahana dari Partai Republik Donald Trump, untuk menyambut janji Biden tentang upaya baru dalam melawan pandemi virus corona, memperbaiki ekonomi dan menyembuhkan bangsa yang terpecah.
Biden (77) menjadi kandidat tertua yang terpilih sebagai presiden AS karena Trump secara signifikan gagal memperluas daya tariknya untuk menjangkau kelompok di luar pemilih kulit putih pedesaan dan kelas pekerja yang berkomitmen mendukung populisme sayap kanan dan nasionalisme "Amerika Urutan Pertama".
Edison Research dan sejumlah jaringan televisi besar, termasuk CNN dan NBC, telah memproyeksikan bahwa Biden akan mengantongi lebih dari 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk muncul sebagai pemenang dalam sistem pemilihan presiden berdasarkan negara-negara bagian yang kompleks, meskipun kampanye Trump memperdebatkan penghitungan suara di pengadilan dan mengupayakan penghitungan ulang di satu negara bagian.
Biden unggul dengan perolehan suara Electoral College 273 dibanding 214 dalam pemungutan suara Electoral College negara bagian demi negara bagian yang menentukan pemenang, setelah memenangkan 20 suara elektoral Pennsylvania untuk menempatkannya di atas 270, angka yang dibutuhkan untuk mengamankan kursi kepresidenan, menurut Edison Research.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pendukung Joe Biden menari di jalan-jalan, suporter Trump ayunkan senjata
Baca juga: Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS makin dekat, Trump bersumpah melawan
Baca juga: Penduduk desa kakek Kamala Harris di India rayakan keunggulan Biden dalam Pilpres AS
Biden menang pilpres AS di tengah bangsa yang terpecah
Minggu, 8 November 2020 5:18 WIB