Bandung (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai antara 4 hingga 5 pada 2021 dengan asumsi pemberian vaksin COVID-19 untuk masyarakat sudah diimplementasikan pada akhir 2020 atau awal 2021.
"Dari data yang kami miliki saat ini di dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 itu di kisaran 4 sampai 5 persen. Ini cukup optimis, menantang lah ke depan dengan asumsi vaksin COVID-19 sudah bisa diimplementasikan akhir tahun (2020) atau awal tahun 2021," kata Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi di sela-sela acara Public Expose di Kota Bandung, Rabu.
Pada Triwulan III 2020, kata Yuddy, pihaknya melihat kasus COVID-19 mulai mengalami penurunan, terlebih Pemprov Jabar mulai melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan hal tersebut berdampak positif pada geliat ekonomi masyarakat.
"Kami melihat triwulan III 2020 ini pandemi itu sudah agak menurun. Di kisaran Juli dan Agustus. Di mana untuk Jabar sendiri, PSBB-nya direlaksisasi sehingga pertumbuhan ekonomi Jabar sudah mulai menggeliat kembali," kata dia.
Ia mengatakan kinerja positif yang diperlihatkan Bank BJB sepanjang tahun ini konsisten dipertahankan memasuki jelang tutup tahun 2020 di tengah iklim usaha yang sedemikian penuh tantangan dan ketidakpastian ekonomi akibat pandemi COVID-19 serta memaksa banyak perusahaan mengalami stagnasi pertumbuhan, Bank BJB terus melaju dan bertumbuh.
Capaian kinerja ini menunjukkan daya tahan dan fleksibilitas Bank BJB dalam situasi pandemi.
Berdasarkan paparan kinerja triwulan III 2020 dalam acara Public Expose Live 2020, Bank BJB secara konsolidasi berhasil memperoleh laba bersih Rp1,2 triliun selama paruh ketiga tahun 2020 atau tumbuh sebesar 5,9 persen year-on-year (y-o-y).
Pertumbuhan laba tersebut dihasilkan dari total nilai aset Bank BJB yang juga tumbuh sebesar 19,4 persen y-o-y menjadi Rp147,6 triliun.
Dalam peningkatan asset, dana pihak ketiga Bank BJB berkontribusi dengan peningkatan yang cukup signifikan yaitu 17.3 persen menjadi Rp147,6 trilliun, namun demikian pertumbuhan tersebut dapat dilakukan dengan efisien melihat rasio biaya dana yang berhasil ditekan menjadi 5,0 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 5,4 persen.
Penyaluran kredit yang menjadi profit driver pada triwulan III 2020 tumbuh 8,7 persen y-o-y dengan nilai total Rp94,6 triliun.
Jumlah pertumbuhan total kredit yang ditorehkan Bank BJB berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional sebesar 1,24 persen per Agustus 2020.
Pertumbuhan kredit ini diiringi dengan membaiknya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang turun 25 BPS dari tahun lalu menjadi 1,5 persen jauh di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional sebesar 3,2 persen per Agustus 2020.
Dirut Bank BJB mengatakan capaian positif ini tidak terlepas dari bisnis model bank yang tahan dalam menghadapi dinamika perekonomian, buktinya Bank BJB mampu memanfaatkan momentum penuh tantangan di masa pandemi COVID-19 dengan langkah yang meyakinkan.
Pencapaian tersebut juga dapat memberikan keyakinan positif kepada para masyarakat dan investor terhadap kinerja Bank BJB di masa yang akan datang.
"Pertumbuhan positif ini adalah hal yang sangat patut disyukuri di tengah situasi penuh tantangan ini. Di sisi lain, pencapaian ini juga merupakan perwujudan kematangan bank bjb dalam menghadapi situasi penuh tekanan, yang diperoleh sebagai buah dari kerja keras dan implementasi strategi serta visi adaptasi perseroan dalam menyongsong perubahan," ujar Yuddy.
Selama Triwulan III 2020, strategi bank bjb berfokus pada optimalisasi fungsi intermediasi perbankan dalam rangka mensukseskan program stimulasi PEN.
Sebagian besar daya dan upaya perseroan dikerahkan untuk mengakselerasi pembiayaan dalam rangka pemulihan ekonomi. Ikhtiar ini diintegrasikan dengan langkah bisnis perusahaan melalui program kunci bjb PENtas (Penguatan Ekonomi Nasional Tangguh dan Sejahtera) yang didukung penuh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pemulihan ekonomi kuartal I 2021 dikebut dari sekarang
Baca juga: Presiden Jokowi: Tren membaik, pertumbuhan ekonomi kuartal III minus 3 persen
Baca juga: Kemenkop dorong potensi pertumbuhan ekonomi dari kalangan kaum perempuan