Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 akan berada di kisaran minus tiga persen, namun realisasi tersebut lebih baik jika dibandingkan kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen.
“Jadi kuartal III mungkin minus tiga persen lebih sedikit, dan itu adalah trennya membaik, tren positif, ini yg harus ditekankan dari pengumuman BPS, dari 5,32 persen (kuartal II) menjadi minus 3 sekian persen,” kata Presiden Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 pada 5 November 2020 mendatang.
Presiden Jokowi mengatakan meskipun pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi, namun pada kuartal III 2020 pemulihan sudah terlihat. Realisasi pertumbuhan ekonomi di paruh ketiga akan membaik dibandingkan kuartal II 2020 yang merosot hingga 5,32 persen.
Maka itu Presiden Jokowi menekankan kepada jajarannya untuk menggenjot realisasi belanja anggaran pada kuartal IV atau paruh terakhir di 2020. Presiden Jokowi berharap dengan penyerapan anggaran yang signifikan di kuartal IV 2020, maka akan mendorong perputaran kegiatan ekonomi sehingga bisa membawa laju perekonomian ke level positif.
“Di kuartal IV 2020 ini saya sampaikan ini sangat penting sekali, agar kita lebih baik lagi, agar bisa memperbaiki lagi, syukur bisa masuk positif, sehingga belanja, spending, harus menjadi kejar-kejaran kita semuanya,” ujar Presiden Jokowi.
Untuk Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2020, Presiden Jokowi menyebutkan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi masih berada di level negatif. Maka pemerintah akan terus berupaya meningkatkan stimulus untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Sehingga menjadi kewajiban kita semua untuk memperkuat demand, (permintaan) sehingga konsumsi akan jadi lebih baik,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Kemenkop dorong potensi pertumbuhan ekonomi dari kalangan kaum perempuan
Baca juga: Telkom tingkatkan TKDN untuk dorong pertumbuhan ekonomi nasional
Baca juga: Kemenkeu sebut tanda-tanda Indonesia resesi mulai terlihat sejak kuartal I