Jakarta (ANTARA) - Pelatih yang membawa Timnas Italia menjadi juara dunia 2006, Marcello Lippi mendukung naturalisasi pemain sepak bola yang dilakukan negara-negara Asia agar bisa bersaing dengan negara-negara elit sepak bola global.
"Saya yakin naturalisasi dapat membantu semua tim nasional," kata Lippi dalam wawancara dengan Tencent Sports China seperti dikutip Reuters, Sabtu WIB.
Mantan pelatih timnas China itu membela langkah-langkah yang terus dilakukan federasi sepak bola China yang menaturalisasi pemain untuk tim nasional sebagai upaya menempatkan diri di antara elit sepak bola global.
Lippi, yang bertugas dua kali sebagai pelatih China dari Oktober 2016 hingga pengunduran dirinya pada November tahun lalu, berperan penting dalam merekrut kumpulan bakat pemain kelahiran luar negeri ke Timnas China dalam upaya untuk menyamai prestasi negara-negara terkemuka di Asia.
Lippi yakin bahwa strateginya itu adalah untuk keuntungan jangka panjang permainan di negara dengan populasi terbesar di dunia itu.
China belum bisa lolos lagi ke putaran final Piala Dunia sejak melakukan debutnya pada tahun 2002. Kondisi ini mendorong langkah untuk meningkatkan kualitas yang tersedia, termasuk dengan menaturalisasi pemain.
Semua pemain dengan garis keturunan Tionghoa di seluruh dunia dapat mengabdi kepada negara dengan hal yang mereka pelajari di Eropa.
"Mereka semua adalah anggota penting dari tim dan mampu memberikan kontribusi. Tidak adil untuk meninggalkan mereka," kata Lippi.
Selain merekrut para pemain berdarah Tionghoa, China juga ditengarai berusaha menaturalisasi bakat-bakat yang tidak memiliki garis keturunan China.
Aturan FIFA menyatakan bahwa pemain yang tidak memiliki keturunan atau koneksi leluhur ke negara tertentu harus tinggal di negara yang ingin mereka wakili setidaknya selama lima tahun.
Aturan ini telah mendorong klub-klub China untuk merekrut pemain asing yang belum bermain di level internasional.
Elkeson kelahiran Brazil adalah pemain pertama tanpa koneksi darah ke negara itu yang melakukan debut untuk timnas China pada Agustus 2019.
Itu terjadi beberapa bulan setelah mantan pemain timnas muda Inggris Nico Yennaris, yang lolos ke China melalui ibunya, menjadi pemain kelahiran luar negeri pertama yang dipanggil ke tim nasional.
Pemain sayap Guangzhou Evergrande Fernandinho dipanggil ke tim nasional oleh pelatih saat ini, Li Tie, awal bulan ini untuk menjalani kamp pelatihan di Shanghai.
Sesama pemain kelahiran Brazil Alan Kardec dan Alex Teixeira disebut-sebut sebagai pemain yang paling mungkin mengikuti.
Baca juga: Kelana dan Luah beradaptasi dengan permainan cepat timnas U-19
Terlepas dari saran bahwa China berisiko menurunkan tim yang seluruhnya terdiri dari pemain yang lahir di luar negeri, Lippi menekankan bahwa dia hanya diminta untuk menahan diri dalam memilih terlalu banyak pemain yang di naturalisasi.
"Mereka hanya mengatakan kepada saya untuk tidak memilih terlalu banyak pemain yang tidak memiliki keturunan Cina sama sekali, "kata pria Italia itu.
Lippi juga mengatakan keyakinannya bahwa negaranya berada di jalur yang benar untuk menjadi kekuatan sepak bola utama di Asia.
"China sedang dalam perkembangan sepakbola yang baik," katanya.
"Saya dulu menyarankan lebih banyak investasi dalam sepak bola remaja dan pengembangan pemuda. Itu akan membantu meningkatkan banyak pemain bagus untuk tim utama di masa depan. Untungnya, mereka mendengarkan saya."
Baca juga: Elkan Baggott bangga dengan debutnya di timnas U-19 Indonesia
Baca juga: Jack Brown belum puas meski cetak dua gol jebolkan gawang Macedonia Utara