Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Project Management Office sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi mengatakan proses penggabungan tiga bank syariah milik BUMN yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah, telah dimulai.
"Alhamdulillah, kami memberitahukan bahwa tadi malam kesepakatan Conditional Merger Agreement untuk melahirkan bank syariah Himbara terbesar milik Indonesia telah ditandatangani oleh para pihak. Kemudian pagi tadi, sesuai ketentuan berlaku, seluruh perusahaan terbuka dalam proses merger ini telah menyampaikan Keterbukaan Informasi ke BEI dan OJK. Dengan demikian ini menjadi langkah awal dan tanda bahwa persiapan proses merger tiga bank umum syariah milik BUMN telah resmi dimulai,” ujar Hery saat jumpa pers secara virtual di Jakarta, Selasa.
Tiga bank Himpunan Bank Negara (Himbara) yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada Senin (12/10) melakukan penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) terkait dengan rencana penggabungan bank umum syariah bersama tiga bank syariah milik Himbara.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN memiliki rencana untuk menggabungkan ketiga bank syariah Himbara. Tujuannya agar Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia bisa memiliki bank syariah yang besar dan mampu membantu mengoptimalkan potensi ekonomi dan keuangan syariah nasional, juga memperkuat ekosistem industri halal.
Hasil penggabungan bank tersebut memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya dan komitmen pemerintah untuk menjadikan ekonomi syariah sebagai pilar baru kekuatan ekonomi nasional yang juga secara jangka panjang akan mendorong Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia.
Oleh karena itu, langkah ini menjadi langkah yang monumental bagi ketiga bank Himbara dan tiga bank syariah milik Himbara karena ini merupakan amanah yang dititipkan untuk memajukan ekonomi dan keuangan Indonesia.
Wakil Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Catur Budi Harto menuturkan, bank syariah hasil merger diharapkan mampu memiliki mesin, skala ekonomi, dan jangkauan pasar yang lebih besar untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Gabungan kekuatan dari tiga bank syariah itu akan dapat memiliki spektrum layanan syariah yang lebih lengkap dalam satu atap.
"Melalui integrasi ini, bank syariah Himbara akan memiliki engine, economic scale, dan market reach yang lebih besar. Tentunya dengan engine dan otot yang lebih kuat dan besar itu kita bisa mengoptimalkan potensi ekonomi dan keuangan syariah secara sustainable. Bagi para nasabah, nantinya bisa menikmati semacam one-roof syariah financial service solution untuk berbagai kebutuhan dan segmen nasabah, mulai dari UMKM, retail dan commercial, wholesale syariah, hingga corporate dan investment," ujar Catur.
Senada dengan Catur, Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sis Apik Wijayanto mengatakan, bank syariah nasional masih memiliki ruang yang sangat besar untuk berkembang karena pangsa pasar yang masih relatif kecil.
"Meski Indonesia negara dengan populasi umat Islam terbesar, market share keuangan syariah di Indonesia saat ini relatif kecil, yakni 9,68 persen per Juli 2020. Jika dilihat dari penetrasi pasar, bank syariah nasional memiliki room for growth yang masih luar biasa besar. Dengan pembentukan satu bank syariah yang solid, kuat, dan besar, akan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dan Top-10 syariah bank secara global," ujar Sis Apik.
Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari menyatakan siap mengemban amanah yang dititipkan pemerintah serta memohon dukungan dan doa restu kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat agar proses ini dapat berjalan dengan sukses, lancar, berkah, dan bermanfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat Indonesia.
"Kami sebagai satu-satunya bank umum syariah yang tercatat di bursa, siap menerima amanah ini dan siap bergandengan tangan dengan saudara-saudara kami yakni Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah untuk bekerja sama, bergotong royong, untuk memajukan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia. Saya berharap bank syariah yang lahir dari proses ini bisa menjadi salah satu mesin utama dalam menggerakkan roda ekonomi umat di Indonesia. Kami mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat agar proses ini dapat dituntaskan dengan baik," ujar Ngatari.
Sementara itu, Direktur Bisnis Indonesia Financial Group Pantro Pander, juga siap melaksanakan amanah untuk menyatukan ketiga bank tersebut.
"Saya, mewakili Indonesia Financial Group, sebagai advisor yang ditugaskan oleh Kementerian BUMN untuk mengawal konsolidasi bank-bank syariah milik negara yang bersejarah ini, sungguh merasa bangga dan terhormat. Kami siap mengemban amanah yang dipercayakan ini dengan sebaik-baiknya," ujar Pantro.
Setelah penandatanganan CMA tersebut, masih terdapat sejumlah proses dan tahapan sebelum merger berlaku efektif. Termasuk di antaranya memperoleh persetujuan dari regulator dan pemegang saham melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham, serta proses perumusan hal-hal spesifik lainnya yang terkait dengan integrasi ketiga bank tersebut dalam rencana merger.
Ketiga bank syariah berkomitmen bahwa seluruh bank bahwa tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam penggabungan ini. Selama proses persiapan merger. tidak ada perubahan operasional dari ketiga bank syariah sehingga pelayanan kepada nasabah tetap optimal.
Baca juga: Bank syariah BUMN akan digabungkan dalam waktu dekat
Baca juga: Wapres Amin sebut merger bank syariah BUMN perkuat perbankan nasional
Baca juga: Sejumlah BPD tertarik konversi ke bank syariah
Penggabungan tiga bank syariah milik BUMN dimulai
Selasa, 13 Oktober 2020 17:46 WIB