Mumbai (ANTARA) - India mencatatkan lebih dari 49.000 kasus baru COVID-19 serta 740 kasus kematian pada Jumat sebagai rekor baru kasus harian, bersamaan dengan situasi kekurangan obat-obatan di rumah sakit di sejumlah negara bagian.
Dengan jumlah kasus infeksi yang hampir menyentuh angka 1,3 juta di India, otoritas lokal berjuang memproduksi versi generik obat remdesivir --yang menunjukkan hasil menjanjikan dalam percobaan pengobatan pasien COVID-19 yang parah.
"Permintaan semakin tinggi, sejalan dengan meningkatnya kasus secara cepat di negara bagian ini," kata pejabat senior urusan obat-obatan di Negara Bagian Maharashtra.
"Pasokan obat saat ini terbatas, namun perusahaan menjamin bahwa mereka akan menyediakan lebih banyak lagi dalam sepekan ini," ujar pejabat tersebut menambahkan.
Sejauh ini, di seluruh India terdapat sebanyak 30.601 pasien COVID-19 yang meninggal dunia, 40 persen di antaranya di Maharashtra.
Maharashtra juga menjadi wilayah terparah yang terkena wabah di negara itu, dengan total hampir 350.000 kasus. Dari angka itu, 60 persen dilaporkan berasal dari Mumbai, pusat keuangan India, dan kota-kota satelit.
Terkait lonjakan permintaan atas remdesivir, perusahaan farmasi Gilead Sciences pada Mei dan Juni telah mengizinkan enam perusahaan obat India, serta tiga perusahaan asing, untuk membuat dan menjual versi murah obat tersebut kepada 127 negara berkembang.
Sejauh ini, baru tiga perusahaan di India yang mampu memasok remdesivir generik, yakni Hetero Labs, Cipla, dan Mylan NV. Perusahaan-perusahaan lainnya masih menunggu persetujuan otoritas terkait, atau masih menyiapkan produksi.
"Hal ini tidak dapat diburu-buru," kata P.D. Vaghela, pejabat Departemen Obat-obatan India. Ia menambahkan bahwa otoritas melakukan langkah ketat dalam melarang penjualan obat itu secara gelap.
Baca juga: 98 WNI jamaah tablig dijatuhi hukuman denda di India
Baca juga: WHO: Rekor kenaikan harian tertinggi COVID-19 dari AS, Brazil, India dan Afsel
Sumber: Reuters