Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri pekan di teritori negatif dipicu utamanya sentimen pandemi COVID-19.
IHSG ditutup melemah 18,79 poin atau 0,37 persen ke posisi 5.079,59. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 5,03 poin atau 0,63 persen menjadi 792,82.
"Pelemahan IHSG hari ini dipicu sentimen COVID-19 gelombang dua, tensi yang meningkat antara AS dan China, serta minimnya data makroekonomi domestik maupun global yang memberikan dampak positif besar terhadap pasar," kata analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Jumat.
Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah sepanjang sesi perdagangan hingga penutupan bursa saham.
Secara sektoral, enam sektor terkoreksi dimana sektor properti turun paling dalam yaitu minus 1,23 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor aneka industri masing-masing minus 1,01 persen dan minus 0,59 persen.
Sedangkan empat sektor meningkat dimana sektor pertambangan naik paling tinggi yaitu 1,59 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor industri dasar masing-masing 0,86 persen dan 0,76 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp400,68 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 569.627 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,12 miliar lembar saham senilai Rp7,1 triliun. Sebanyak 190 saham naik, 235 saham menurun, dan 162 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 73,94 poin atau 0,32 persen ke 22.696,42, indeks Hang Seng naik 118,48 poin atau 0,47 persen menjadi 25.089,17, dan indeks Straits Times melemah 2,91 poin atau 0,11 persen ke 2.620,76.
Baca juga: IHSG BEI akhir pekan diprediksi datar cenderung terkoreksi
Baca juga: IHSG Jumat dibuka melemah 11,09 poin ke posisi 5.087,28