Jakarta (ANTARA) - Camat Tanah Abang Yassin Passaribu mengatakan terciptanya klaster pasien positif COVID-19 di Bethel Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat terjadi setelah salah satu mahasiswa dari asrama itu kembali dari perjalanan ke Lembang, Jawa Barat pada Maret lalu.
"Infonya mahasiswa dari Lembang datang ke sana, tidak lama berselang mulai satu persatu mahasiswa terjangkit. Maret itu masih ada aktivitas di asrama tersebut," kata Yassin saat dihubungi, Senin.
Yassin mengatakan dugaan tersebut karena tidak ada warga di kawasan Petamburan terutama di dekat klaster Bethel yang dinyatakan positif COVID-19.
Baca juga: Pemprov Jabar laksanakan tes swab COVID-19 bagi klaster GBI
Lebih lanjut, Yassin mengatakan hingga saat ini sebanyak 41 orang penghuni asrama Sekolah Tinggi Teologi Bethel Petamburan sudah dibawa ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet untuk menjalani perawatan khusus.
Selain itu, Yassin mengatakan sisa penghuni yang ada di asrama saat ini melakukan isolasi diri dan telah menjalani swab test untuk mengetahui kondisi tubuh para mahasiswa turut terinfeksi COVID-19 atau tidak.
"94 mahasiswa yang sudah dites swab tapi hasil belum keluar. Jika hasilnya positif saya pastikan akan dibawa ke Wisma Atlet," kata Yassin.
Baca juga: Pemprov Jabar gelar tes cepat COVID-19 Klaster Hipmi dan GBI LembangBaca juga: Penularan COVID-19 di Mimika terkait dengan Cluster Lembang
Penjagaan dari pihak keamanan baik Polisi, TNI, serta para Kepala Lingkungan di kawasan itu dipastikan terus dilakukan agar para mahasiswa tetap dapat menjalani isolasi mandiri dengan baik.
Yassin juga mengatakan kebutuhan hidup para mahasiswa terutama makanan juga disiapkan oleh pihak Kecamatan serta masyarakat sekitar.
"Kita juga bantu kebutuhan ke pihak asrama untuk mahasiswa. Yang jelas mereka tidak boleh keluar dari asrama," kata Yassin.
Baca juga: Bupati Omaleng sebut COVID-19 di Mimika dari Cluster Lembang dan Jakarta
Sementara itu saat dikonfirmasi, Kepala Asrama STT Bethel Petamburan Tony Wattimena mengaku tidak mengetahui asal mula merebaknya COVID-19 di asrama itu.
Ia mengatakan selama dua bulan, tidak ada aktivitas mengajar-belajar serta menerima tamu dari luar daerah Jakarta.
""Kami itu sudah dua bulan terakhir tidak ada aktivitas belajar, termasuk tidak menerima kunjungan dari luar yang datang ke asrama," kata Tony.