Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat, mengembangkan bilik disinfeksi yang berfungsi untuk membersihkan diri bagi masyarakat umum dengan disemprotkan disinfektan otomatis sebagai salah satu cara mencegah penyebaran virus corona di ruang publik.
"Bilik disinfeksi ini sangat besar manfaatnya sebagai upaya pencegahan COVID-19," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Jumat.
Baca juga: Alat semprot disinfektan untuk 500 masjid dibagikan Pemkab Garut
Ia menuturkan Pemkab Garut terus berupaya mengantisipasi penyebaran virus corona, salah satunya dengan membuat bilik disinfeksi yang dikembangkan Dinas Kesehatan Garut.
Pemkab Garut, kata Helmi, sementara memasang alat tersebut di Puskesmas Tarogong Kaler yang difungsikan untuk memeriksa dan menyemprotkan disinfektan kepada pengunjung maupun pegawai puskesmas.
"Semua diwajibkan (masuk ke bilik) untuk para karyawan dan masyarakat yang hendak masuk ke Puskesmas Tarogong Kaler," kata Helmi.
Baca juga: Kawasan perumahan disemprot disinfektan oleh petugas Damkar Kabupaten Bogor
Ia menyampaikan ruang otomatis penyemprotan disinfektan itu menghabiskan dana sebesar Rp5 juta dan diyakini mampu membersihkan virus dan bakteri di pakaian maupun permukaan tubuh.
Rencananya, kata Helmi, alat tersebut akan diperbanyak dan dipasang di tempat umum, perkantoran maupun rumah sakit.
"Pemkab Garut akan memproduksi massal untuk dipasang di tempat umum, rumah sakit, perkantoran dan puskesmas," katanya.
Ia menambahkan Pemkab Garut tidak hanya menyediakan alat untuk pencegahan corona, tetapi terus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang wabah corona dan upaya pencegahannya.
Baca juga: Pemkot Bogor awasi penyemprotan disinfektan COVID-19
Helmi menginstruksikan agar Dinas Kesehatan Garut menyampaikan tentang virus corona hingga ke perkampungan yang selama ini dianggap belum mengetahui upaya pencegahan wabah itu.
"Sekali lagi saya mengimbau masyarakat Kabupaten Garut, baik yang ada di kota maupun di desa agar senantiasa mendengarkan informasi terkait penanganan COVID-19," katanya.