Jakarta (ANTARA) - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk tidak kembali ke kampung halaman atau menunda mudik sementara pandemi COVID-19 masih berlangsung untuk menghindari meningkatnya angka infeksi yang disebabkan virus corona baru itu.
"Tidak perlu meninggalkan rumah, tidak perlu berpergian yang jauh, tidak perlu kemudian berpergian bersama keluarga menuju ke tempat lain yang jauh. Risiko akan sangat besar terkait hal itu," kata Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Dia menegaskan risiko penularan akan semakin tinggi ketika terjadi kontak dekat saat masyarakat melakukan perjalanan ke kampung menggunakan transportasi yang padat. Di sana, orang-orang akan duduk berhimpitan dengan jumlah penumpang yang banyak.
Baca juga: Program mudik gratis Lebaran 2020 ditiadakan
Dia meminta masyarakat untuk berlaku bijak terkait rencana untuk pulang mengingat risiko penularan yang tinggi dan membawa virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ke wilayah-wilayah lain.
"Oleh karena itu bijak dalam kaitan dalam merencanakan apabila nantinya akan mudik. Kami menyarankan hati-hati, sebisa-bisanya ditunda sampai dengan kondisi menjadi lebih baik," tegas Yuri.
Persoalan mudik menjadi perhatian khusus bagi pemerintah karena tidak ingin adanya terjadi peningkatan drastis kasus yang positif terinfeksi COVID-19 dan menghindari penularan di masyarakat.
Dia meminta masyarakat untuk tetap tinggal dirumah dan melakukan kegiatan produktif dengan bekerja, belajar dan beribadah. Kebersihan pribadi juga tetap harus dijaga dengan tetap rajin mencuci tangan sebagai langkah pencegahan infeksi penyakit yang menyerang pernapasan itu.
Baca juga: Larangan mudik Jabar tidak pengaruhi arus logistik barang, kata pengamat
Masyarakat diminta tunda mudik karena COVID-19, kata Jubir pemerintah
Jumat, 27 Maret 2020 17:17 WIB