Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Curah hujan tinggi di sertai angin kencang yang melanda sejak Rabu (4/3) siang hingga Kamis (5/3) pagi menyebabkan atap ruang laboratorium milik SMPN II Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ambruk
"Tidak ada korban jiwa pada kejadian ini, karena kejadiannya pada malam hari sekitar pukul 21.30 WIB. Akibatnya ruang laboratorium IPA itu tidak bisa digunakan lagi," kata penjaga SMPN II Gunung Guruh Aep Saefudin di Sukabumi, Kamis.
Ambruknya atap ruang laboratorium milik sekolah yang berada di Kampung Legoknyenang, RT 3/10, Desa Cibolang, selain karena diguyur hujan deras sepanjang hari juga bangunannya sudah lapuk, bahkan sejak didirikan pada 2018 ruangan ini belum pernah direnovasi atau diperbaiki.
Meskipun bukan ruang kelas utama, tetapi keberadaan ruang untuk pratikum ini sangat penting sehingga berimbas kepada kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran IPA. Beruntung ambruknya ruang laboratorium ini terjadi pada malam hari, karena jika siang khawatir menimpa pelajar yang sedang beraktivitas.
Sementara, Kepala Desa Cibolang Pepen Supendi yang mendatangi langsung lokasi menambahkan meskipun tidak ada korban jiwa, tapi kerugian materil yang ditanggung SMPN II Gunungguruh ditaksir lebih dari Rp100 juta.
"Tidak hanya merusak bagian atap ruangan itu, tetapi peralatan pratikum dan ektronik yang ada di ruangan ini rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Kami berharap Dinas Pendidikan Kota Sukabumi untuk segera memperbaiki agar KBM kembali lancar," tambahnya.
Ia mengimbau kondisi cuaca buruk ini harus diwaspadai karena bisa berpotensi terjadinya bencana alam baik angin puting beliung, tanah longsor, banjir dan lain-lain. Maka dari itu baik pihak sekolah maupun warga agar selalu mengantisipasi untuk meminimalisasikan dampaknya jika terjadi bencana.
Baca juga: RSUD Kota Sukabumi isolasi seorang pria asal Cianjur
Baca juga: Kota Sukabumi canangkan bawang merah jadi komoditas unggulan daerah