Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, siap menerjunkan tim psikolog untuk membantu memulihkan kondisi trauma para warga Garut yang pulang kampung setelah dua pekan mengungsi karena terjadi kerusuhan di Wamena, Papua.
"Kami ada khusus menangani hal tersebut dari Dinas Sosial kerja sama dengan dinas yang lain," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Kamis.
Ia menuturkan, Pemkab Garut telah menjemput 18 warga Garut dari Bandung yang sebelumnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat membantu pemulangan seluruh warga Jawa Barat dari Wamena, Papua ke Bandung.
Khusus warga dari Garut, kata dia, mendapatkan penjemputan dan pengawalan dari Bandung menuju Garut hingga sampai ke rumahnya masing-masing untuk kembali berkumpul dengan keluarga.
"Jadi kami melakukan penjemputan dari Provinsi Jabar," katanya.
Ia menyampaikan, seluruh warga Garut yang dipulangkan dari Wamena itu mendapatkan pemeriksaan kesehatan, secara fisik mereka dalam keadaan sehat.
"18 orang yang diperiksa alhamdulillah secara fisik tidak apa-apa," katanya.
Namun secara psikis, menurut Helmi, terlihat dari wajahnya tentu mengalami trauma akibat insiden yang terjadi di tempat perantauannya di Wamena, Papua, sehingga perlu ada pemulihan agar tidak trauma.
"Dari psikis penampilan raut muka ada gambaran sedih, gembira, haru, tentu ini gembira mereka sudah sampai di sini, sedihnya mungkin kejadian di sana," katanya.
Ia menambahkan, warga Garut yang merantau di Wamena, Papua, kebanyakan menjalani profesi sebagai pedagang, di antaranya usaha walpaper dinding.
Terkait jumlah warga Garut di sana, kata dia, Pemkab Garut belum mengetahui secara pasti, namun akan terus melakukan pemantauan dan pendataan.
"Kita belum tahu jumlah keseluruhan warga Garut yang sekarang," katanya.
Baca juga: Akhirnya 18 warga Garut pulang setelah dua pekan mengungsi di Wamena
Baca juga: Pemulangan warga Garut dari Wamena diundur karena pesawat penuh
Baca juga: ACT telah bantu pulangkan 1.000 warga dari Wamena