Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengimbau kepada masyarakat agar tidak menyebar atau menerima mentah informasi yang tidak valid setelah erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi Jumat (26/7).
"Biasakan kalau dalam kebencanaan fokus sumber info itu kepada lembaga resmi, yaitu pemda atau lembaga kebencanaan, jangan dari pribadi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan (invaliditas)," kata pria yang akrab disapa Emil itu di area wisatawan Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Subang, Senin.
Menurutnya, usai erupsi Tangkuban Parahu banyak informasi berlebihan dan tidak sesuai dengan apa yang disampaikan lembaga resmi. Ia mengimbau masyarakat agar tidak khawatir karena erupsi yang terjadi itu sifatnya lokal dan tidak menyebar luas.
Kemudian terkait dengan kapan dibukanya secara resmi salah satu destinasi wisata di Jawa Barat itu, ia mengaku akan melakukan kordinasi dengan berbagai elemen dengan kajian ilmiah.
Walaupun sesimograf menunjukan kondisi Tangkuban Parahu berangsur normal, menurutnya seluruh pihak perlu memastikan kewaspadaan gunung tersebut yang tergolong aktif. "Jangan sampai nanti kita ambil keputusan dibuka, ternyata keamanan dan potensi erupsinya belum bisa diprediksi. Keselamatan yang utama," kata dia.
Selain itu unsur-unsur kelengkapan peringatan kewaspadaan harus diperhitungkan kembali agar pengunjung yang berwisata bisa aman dan nyaman.
"Itu yang akan kita evaluasi besok (tanda peringatan). Besok saya bicarakan jalur evakuasinya, setelah itu diterima dengan lengkap baru kita putuskan (untuk membuka)," katanya.*
Baca juga: BPBD: Masyarakat masih dilarang dekati Kawah Tangkuban Parahu
Baca juga: 30 truk angkut abu vulkanik Tangkuban Parahu