"Badannya drop waktu Sabtu, kita sudah kasih obat supaya reda, tapi enggak reda-reda, jadi dibawa ke rumah sakit," kata putra sulung Jeihan, Atasi Amin di Bandung, Rabu.
Jeihan juga mengalami kekurangan darah sehingga membutuhkan transfusi darah.
Atasi mengatakan kanker yang diidap ayahnya itu sudah diketahui sejak Desember 2018.
Meski dalam kondisi lemah, Jeihan masih bersemangat saat diajak bicara. Atasi mengatakan ayahnya senang diajak bicara, bahkan ia juga sempat melukis walau dengan peralatan seadanya.
"Kalau melukis ya memang pekerjaannya, beliau belum pernah berhenti. Sekarang kalau mau melukis ya melukis saja, lagi sakit juga tetap melukis," kata Atasi.
Jeihan Sukmantoro atau yang lebih dikenal dengan nama Jeihan, adalah seorang pelukis kenamaan di Indonesia. Ciri khas dari objek lukisannya adalah mata yang hitam kelam.
Salah satu karyanya yang diberi judul "Satrio Piningit" dipamerkan di Museum Jakarta pada 2014.
Jeihan mendirikan studio Seni Rupa Bandung pada 1978, yang menjadi tempat pengembangan kreativitas kaum muda untuk berkreasi dan mandiri.
Dia juga banyak meraih penghargaan, antara lain, Perintis Seni Rupa Jawa Barat 2006 dan Penghargaan Anugerah Budaya Kota Bandung 2009.
Baca juga: Destra Pelukis Garut bangga buat sketsa wajah Ani Yudhoyono
Baca juga: Pelukis Bandung Hadirkan Keresahan Dampak Teknologi