Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Barat mengimbau warga untuk mewaspadai "serangan fajar dan serangan dzuhur" yang identik dengan politik uang menjelang pelaksaan Pemilu 2019.

"Kami mengingatkan agar semua pemilih bisa mewaspadai serangan fajar jelang pencoblosan besok. Jadi biasanya pagi hari sebelum mencoblos ada saja pihak tertentu yang menganjurkan agar memilih salah satu calon dengan iming-iming uang," kata Ketua Bawaslu Jawa Barat Abdullah, di Bandung, Selasa.

Ditemui disela-sela acara Jabar Punya Informasi atau Japri, di Gedung Sate Bandung, Abdullah mengatakan ada juga politik uang dengan motif calon yang ingin dipilih akan memberikan uang ketika pemilih memfoto hasil pilihannya saat berada di dalam TPS. 

"Dan hal ini bisa disebut politik pasca pencoblosan atau serangan dzuhur," kata dia.

Menurut dia, untuk meminimalisir kecurangan ini, Bawaslu hingga tingkat TPS akan memantau dan berkeliling di sekitar kawasan TPS sehingga diharapkan ruang lingkup politik uang semakin sempit.

"Dan kami mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika mendapati adanya kecurangan tersebut," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil berharap warga yang sudah masuk DPT bisa menggunakan hak mereka dalam menentukan pemimpin negeri. 

Gubernur Emil mengatakan dengan berbagai informasi yang tersedia baik melalui media konvensional maupun media sosial seharusnya partisipasi warga dalam memilih semakin meningkat, bukannya turun.

Dia menuturkan saat Pilpres 2014, tingkat partisipasi pemilih di Jawa Barat mencapai 70 persen dan angka ini meningkat tiga hingga empat persen pada Pilkada Serentak tahun lalu.

"Jika melihat situasinya sekarang sepertinya makin banyak. Dan harapan saya sih bisa semakin tinggi persentase pemilih," kata Gubernur Emil.

Baca juga: Jelang Pemilu, Bawaslu Gandeng Tim Saber Hoaks Jabar


Baca juga: Bawaslu catat ada 550 pelanggaran pemilu di Jabar
 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019