Puluhan kepala keluarga korban banjir bandang di Kampung Karamat Taipur, Desa Ciherang, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, mulai kembali ke rumah setelah mengungsi ke sanak saudaranya.
Kepala Desa Ciherang, Jajang Syarif Hidayat pada wartawan Sabtu, mengatakan saat ini warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan rumah dari lumpur yang disisakan banjir setinggi lutut orang dewasa.
Banjir yang terjadi merupakan banjir bandang kedua terbesar setelah 2014 akibat faktor alam meluapnya anak Sungai Cianjur yang membentang di wilayah tersebut sehingga sempat merendam 18 rumah warga.
"Saat ini warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. warga sempat mengungsi ke rumah sanak saudaranya, namun kepala keluarga tetap bertahan di rumah menjaga hal yang tidak diinginkan," katanya.
Baca juga: Jalan nasional rusak, penguna jalan minta pemerintah segera ambil tindakan
Ia menuturkan, setelah sekian tahun banjir kembali menggenangi perkampungan diduga akibat anak sungai yang tidak dapat menampung debit air yang cukup tinggi karena selama ini penataan anak sungai sudah dilakukan.
"Kemungkinan karena debit air yang tinggi saluran tidak dapat menampung dan akhirnya meluap ke perkampungan. Bukan karena sampah karena selama ini, warga sudah tertib tidak membuang sampah ke sungai," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya terus mengimbau warga untuk tidak membuang sampah ke sungai dan menjaga pinggiran sungai jangan sampai mendirikan bangunan serta tetap waspada dan segera mengungsi ketika hujan turun deras dan lama.
Sementara warga yang sedang membersihkan rumahnya dari lumpur yang disisakan banjir, mengatakan banjir kali ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yang sempat merendam perkampungan akibat belum tertatanya pinggiran sungai.
"Kami ambil hikmahnya saja karena ini faktor alam dan itung-itung "papajar" tradisi menyebut datangnya bulan puasa. Tapi kami tetap waspada kalau sewaktu-waktu banjir kembali terjadi," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur catat sejumlah wilayah alami bencana banjir
Baca juga: Jalan nasional rusak, penguna jalan minta pemerintah segera ambil tindakan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Kepala Desa Ciherang, Jajang Syarif Hidayat pada wartawan Sabtu, mengatakan saat ini warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan rumah dari lumpur yang disisakan banjir setinggi lutut orang dewasa.
Banjir yang terjadi merupakan banjir bandang kedua terbesar setelah 2014 akibat faktor alam meluapnya anak Sungai Cianjur yang membentang di wilayah tersebut sehingga sempat merendam 18 rumah warga.
"Saat ini warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. warga sempat mengungsi ke rumah sanak saudaranya, namun kepala keluarga tetap bertahan di rumah menjaga hal yang tidak diinginkan," katanya.
Baca juga: Jalan nasional rusak, penguna jalan minta pemerintah segera ambil tindakan
Ia menuturkan, setelah sekian tahun banjir kembali menggenangi perkampungan diduga akibat anak sungai yang tidak dapat menampung debit air yang cukup tinggi karena selama ini penataan anak sungai sudah dilakukan.
"Kemungkinan karena debit air yang tinggi saluran tidak dapat menampung dan akhirnya meluap ke perkampungan. Bukan karena sampah karena selama ini, warga sudah tertib tidak membuang sampah ke sungai," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya terus mengimbau warga untuk tidak membuang sampah ke sungai dan menjaga pinggiran sungai jangan sampai mendirikan bangunan serta tetap waspada dan segera mengungsi ketika hujan turun deras dan lama.
Sementara warga yang sedang membersihkan rumahnya dari lumpur yang disisakan banjir, mengatakan banjir kali ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yang sempat merendam perkampungan akibat belum tertatanya pinggiran sungai.
"Kami ambil hikmahnya saja karena ini faktor alam dan itung-itung "papajar" tradisi menyebut datangnya bulan puasa. Tapi kami tetap waspada kalau sewaktu-waktu banjir kembali terjadi," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur catat sejumlah wilayah alami bencana banjir
Baca juga: Jalan nasional rusak, penguna jalan minta pemerintah segera ambil tindakan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019