Indramayu (Antaranews Jabar) - Nurhidayati (34) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Kenanga, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang meninggal dunia dibunuh kekasihnya di Singapura, merupakan tulang punggung keluarga.

"Dia itu tulang punggung keluarga. Kami tentu sangat kehilangan Nur," kata Warsem (53) ibunda Nurhidayati di Indramayu, Kamis.

Warsem mengatakan, Nurhidayati meninggalkan seorang anak laki-laki yang masih berusia 11 tahun dan saat ini masih duduk di sekolah dasar.

Cita-cita Nurhidayati, kata Warsem, hanya ingin melihat anak semata wayangnya bisa lulus SMK, sehingga dia rela pergi ke luar negeri untuk masa depan anaknya.

"Namanya juga janda ya pengen anaknya sekolah tinggi, makanya pergi ke luar negeri," ujarnya.

Baca juga: SBMI Indramayu kawal kasus pembunuhan TKW Nurhidayati di Singapura

Warsem mengaku kaget saat menerima kabar bahwa putrinya yang merupakan tulang punggung keluarga meninggal dunia di negeri orang.

Padahal, lanjut dia, Nurhidayati baru saja menghubungi lewat telpon sehari sebelum dia mendapatkan informasi tentang meninggalnya Nur.

"Kami tidak kehilangan kontak, karena sehari sebelumnya juga masih ngobrol menanyakan kabar anak dan keluarga," katanya.

Sementara adik Nurhidayati, Carinah (26) mengaku kaget saat pertama kali mendengar bahwa kakaknya meninggal dunia dan dia sempat tidak percaya.

"Kabar duka Senin (31/12) sore sekitar jam empat di telpon KBRI, kami tidak menyangka sama sekali," katanya.

Baca juga: SBMI Indramayu terima 54 aduan masalah TKI selama 2018

Baca juga: 12 tahun hilang kontak, TKW Indramayu ditemukan KBRI Yordania

 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019