Indramayu (Antaranews Jabar) - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Jawa Barat, akan mengawal kasus pembunuhan yang menimpa Nurhidayati (34) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kota Mangga oleh sang kekasih di Singapura.
"Kita akan kawal kasus ini hingga pelaku di hukum seberat-beratnya sesuai hukum di Singapura," kata Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih di Indramayu, Kamis.
Juwarih mengatakan, korban bernama Nurhidayati binti Wartono Surata (34), warga Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Dari informasi yang diperoleh, korban, menurut Juwarih, dibunuh oleh warga Bangladesh bernama Ahmed Salim (30) di kamar hotel Golden Dragon, di Geylang, Singapura, pada 30 Desember 2018.
"SBMI mengecam tindakan pelaku yang sudah membunuh korban," ujarnya.
Baca juga: SBMI Indramayu terima 54 aduan masalah TKI selama 2018
SBMI ,kata Juwarih, berharap Pemerintah Indonesia harus memberikan hak-hak korban secara penuh ke keluarga yang ditinggalkan.
Sementara Warsem (53) ibu kandung Nurhidayati, mengaku pasrah dengan kejadian yang menimpa anaknya tersebut dan berharap semua segera selesai.
"Saya tidak mengetahui secara pasti akibat meninggalnya Nurhidayati. Kami hanya ingin anak Nurhidayati bisa melanjutkan sekolahnya saja," katanya.
Baca juga: 12 tahun hilang kontak, TKW Indramayu ditemukan KBRI Yordania
Baca juga: TKW Indramayu di Arab Saudi tidak ada kontak 16 tahun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kita akan kawal kasus ini hingga pelaku di hukum seberat-beratnya sesuai hukum di Singapura," kata Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih di Indramayu, Kamis.
Juwarih mengatakan, korban bernama Nurhidayati binti Wartono Surata (34), warga Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Dari informasi yang diperoleh, korban, menurut Juwarih, dibunuh oleh warga Bangladesh bernama Ahmed Salim (30) di kamar hotel Golden Dragon, di Geylang, Singapura, pada 30 Desember 2018.
"SBMI mengecam tindakan pelaku yang sudah membunuh korban," ujarnya.
Baca juga: SBMI Indramayu terima 54 aduan masalah TKI selama 2018
SBMI ,kata Juwarih, berharap Pemerintah Indonesia harus memberikan hak-hak korban secara penuh ke keluarga yang ditinggalkan.
Sementara Warsem (53) ibu kandung Nurhidayati, mengaku pasrah dengan kejadian yang menimpa anaknya tersebut dan berharap semua segera selesai.
"Saya tidak mengetahui secara pasti akibat meninggalnya Nurhidayati. Kami hanya ingin anak Nurhidayati bisa melanjutkan sekolahnya saja," katanya.
Baca juga: 12 tahun hilang kontak, TKW Indramayu ditemukan KBRI Yordania
Baca juga: TKW Indramayu di Arab Saudi tidak ada kontak 16 tahun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019