Bandung (Antaranews Jabar) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menghadirkan dua pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang ramah bagi penyandang disabilitas yaitu Puskesmas Salam Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan dan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita, Senin, mengatakan, Puskesmas ramah disabilitas ini dibekali fasilitas jalan pemandu tunanetra, ram atau tangga landai untuk tunadaksa, handle atau pegangan tangan, penempatan huruf braille di loket pendaftaran maupun loket obat.
"Insya Allah, kami mengharapkan setiap tahun ada (penambahan jumlah) Puskesmas Ramah Disabilitas. Tujuannya agar penyandang disabilitas dapat secara mandiri datang ke Puskesmas tanpa pendamping," ujarnya.
Hadirnya Puskesmas ramah disabilitas ini sebagai komitmen Pemkot Bandung dalam memberikan akses layanan dasar yang maksimal bagi seluruh masyarakat Bandung tanpa terkecuali.
Para SDM yang ada di dua Puskesmas tersebut pun telah dibekali dengan kemampuan membaca menulis huruf braile, bahasa isyarat, dan sensitivitas untuk tunanetra.
"SDM juga perlu dipersiapkan sehingga penyandang disabilitas yang datang bisa berkomunikasi aktif dengan petugas kami," katanya.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, setelah hadirnya dua layanan kesehatan tingkat pertama ini, Pemkot Bandung akan mengupayakan 80 Puskesmas yang ada di kota kembang menjadi ramah disabilitas.
Akan tetapi, untuk mengejar hal itu memerlukan tahapan, baik dari sisi infrastruktur hingga kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalamnya.
"Harus bertahap karena ramah disabilitas bukan hanya soal jalan pemandu saja. Tetapi tenaganya juga harus ada bisa jadi interpreter. Teman-teman di dua Puskemas ini pun begitu. Sudah dilatih terlebih dahulu," kata Yana.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita, Senin, mengatakan, Puskesmas ramah disabilitas ini dibekali fasilitas jalan pemandu tunanetra, ram atau tangga landai untuk tunadaksa, handle atau pegangan tangan, penempatan huruf braille di loket pendaftaran maupun loket obat.
"Insya Allah, kami mengharapkan setiap tahun ada (penambahan jumlah) Puskesmas Ramah Disabilitas. Tujuannya agar penyandang disabilitas dapat secara mandiri datang ke Puskesmas tanpa pendamping," ujarnya.
Hadirnya Puskesmas ramah disabilitas ini sebagai komitmen Pemkot Bandung dalam memberikan akses layanan dasar yang maksimal bagi seluruh masyarakat Bandung tanpa terkecuali.
Para SDM yang ada di dua Puskesmas tersebut pun telah dibekali dengan kemampuan membaca menulis huruf braile, bahasa isyarat, dan sensitivitas untuk tunanetra.
"SDM juga perlu dipersiapkan sehingga penyandang disabilitas yang datang bisa berkomunikasi aktif dengan petugas kami," katanya.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, setelah hadirnya dua layanan kesehatan tingkat pertama ini, Pemkot Bandung akan mengupayakan 80 Puskesmas yang ada di kota kembang menjadi ramah disabilitas.
Akan tetapi, untuk mengejar hal itu memerlukan tahapan, baik dari sisi infrastruktur hingga kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalamnya.
"Harus bertahap karena ramah disabilitas bukan hanya soal jalan pemandu saja. Tetapi tenaganya juga harus ada bisa jadi interpreter. Teman-teman di dua Puskemas ini pun begitu. Sudah dilatih terlebih dahulu," kata Yana.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018