Cianjur (Antaranews Jabar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat Orang Dengan HIV/ADIS (ODHA) di wilayah tersebut terus bertambah, didominasi pelaku seks menyimpang yang menjadi penyumbang yang cukup besar.
"Pelaku seks menyimpang Laki-laki Seks Laki-laki (LSL) atau gay yang terjangkit bertambah sebanyak 42 ODHA selama enam bulan terakhir," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Neneng Efa Fatimah di Cianjur Rabu.
Ia menjelaskan, risiko penularan HIV/AIDS terhadap LSL lebih tinggi dibandingkan Wanita Penjaja Seks (WPS) ataupun kategori risiko tertular lainnya.
Bahkan, tambah dia, jumlah ODHA akan terus bertambah hingga akhir tahun karena jumlah LSL terus bertambah dengan kehidupan seks sesama jenis yang terus mencari korban.
Berdasarkan data yang ada tahun 2017 jumlah ODHA baru tercatat 168 Orang, 86 orang di antaranya merupakan pelaku seks menyimpang atau gay.
Sedangkan data 2005 sampai 2016 tercatat ada 655 ODHA di Cianjur, 8 orang di antaranya merupakan anak usia 3 sampai 9 tahun, 12 orang usai 10 sampai 18 tahun dan ratusan lainnya berumur 18 sampai 40 tahun.
Berdasarkan pengelompokan penyebab, ODHA di Cianjur 88 persen didominasi hubungan seksual dengan gonta ganti pasangan serta seks menyimpang, 11 persen terdiri dari pengguna narkoba dengan jarum suntik dan 1 persen faktor turunan.
"Perlu keraja sama semua pihak untuk mencegah penyebaran seks menyimpang. Apalagi risiko penularan HIV/AIDS yang lebih tinggi. Dinkes mengadakan penyuluhan untuk mencegah penularannya," katanya.
Bahkan pihaknya merencanakan untuk melakukan tes VCT pada pegawai di perusahaan yang ada di Cianjur untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular mematikan itu.
Sementara Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Cianjur, Hilman mengatakan pihaknya mencatat 57 ODHA baru hingga Mei 2018, mayoritas merupakan LSL.
"LSL penyumbang terbanyak sejak mereka mulai terbuka, semakin banyak yang terungkap setelah dilakukan pemeriksaan," katanya.
Dia menduga jumlah ODHA tahun ini, AKASN lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, Namun kurang gencarnya tes VCT membuat masih banyak yang belum ditemukan.
"Potensinya tinggi, apalagi dengan terungkapnya penambahan data LSL karena semakin banyak jumlahnya akan menambah jumlah ODHA baru," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Pelaku seks menyimpang Laki-laki Seks Laki-laki (LSL) atau gay yang terjangkit bertambah sebanyak 42 ODHA selama enam bulan terakhir," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Neneng Efa Fatimah di Cianjur Rabu.
Ia menjelaskan, risiko penularan HIV/AIDS terhadap LSL lebih tinggi dibandingkan Wanita Penjaja Seks (WPS) ataupun kategori risiko tertular lainnya.
Bahkan, tambah dia, jumlah ODHA akan terus bertambah hingga akhir tahun karena jumlah LSL terus bertambah dengan kehidupan seks sesama jenis yang terus mencari korban.
Berdasarkan data yang ada tahun 2017 jumlah ODHA baru tercatat 168 Orang, 86 orang di antaranya merupakan pelaku seks menyimpang atau gay.
Sedangkan data 2005 sampai 2016 tercatat ada 655 ODHA di Cianjur, 8 orang di antaranya merupakan anak usia 3 sampai 9 tahun, 12 orang usai 10 sampai 18 tahun dan ratusan lainnya berumur 18 sampai 40 tahun.
Berdasarkan pengelompokan penyebab, ODHA di Cianjur 88 persen didominasi hubungan seksual dengan gonta ganti pasangan serta seks menyimpang, 11 persen terdiri dari pengguna narkoba dengan jarum suntik dan 1 persen faktor turunan.
"Perlu keraja sama semua pihak untuk mencegah penyebaran seks menyimpang. Apalagi risiko penularan HIV/AIDS yang lebih tinggi. Dinkes mengadakan penyuluhan untuk mencegah penularannya," katanya.
Bahkan pihaknya merencanakan untuk melakukan tes VCT pada pegawai di perusahaan yang ada di Cianjur untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular mematikan itu.
Sementara Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Cianjur, Hilman mengatakan pihaknya mencatat 57 ODHA baru hingga Mei 2018, mayoritas merupakan LSL.
"LSL penyumbang terbanyak sejak mereka mulai terbuka, semakin banyak yang terungkap setelah dilakukan pemeriksaan," katanya.
Dia menduga jumlah ODHA tahun ini, AKASN lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, Namun kurang gencarnya tes VCT membuat masih banyak yang belum ditemukan.
"Potensinya tinggi, apalagi dengan terungkapnya penambahan data LSL karena semakin banyak jumlahnya akan menambah jumlah ODHA baru," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018