Cianjur  (Antaranews Jabar) - Harga Jengkol di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, melambung higga Rp60.000 perkilogram akibatnya tingginya permintaan, lebih mahal dari harga daging ayam yang mulai mengalami penurunan.

Harga daging ayam di pasar tradisional di Cianjur, berangsur turun, meskipun harganya masih diangka Rp46.000 perkilogram. Harga tersebut mulai mengalami penurunan sejak dua hari terakhir, kata Andri (35) pedagang ayam di Pasar Induk Pasirhayam pada wartawan Kamis.

Ia mengatakan sejak dua hari terakhir harga daging ayam mengalami penurunan dibandingkan sehari sebelum dan dua hari setelah Lebaran Idul Fitri yang mencapai Rp53.000 perkilogram.

"Sudah mulai turun meskipun masih mahal Rp46.000 perkilogram. Sehingga angka penjualan menurun tajam dibandingkan sebelum dan dua hari sesudah lebaran," katanya.

Harga daging ayam seharusnya sudah turun diangka normal Rp32.000 sampai Rp34.000 per kilogram, namun hingga H+6 lebaran, penurunan harga daging ayam sangat lambat.

"Harapan kami sama dengan pembeli harga kembali normal agar penjualan meningkat. Hari ini penjualan minim, dari 50 kilogram stok yang ada baru terjual 20 kilogram," katanya.

Ia menyebutkan, kenaikan harga daging ayam tahun ini, lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. tersebut karena harga daging di tingkat peternak dan distributor naik.

Sementara harga jengkol di pasar tradisional mengalami kenaikan melebihi harg adaging ayam yang mencapai Rp60.000 perkilogram. Dadan (45) penjual sayuran, mengatakan sebelumnya harga jengkol hanya Rp28.000 perkilogram.

Kenaikan tersebut terjadi karena permintaan Jengkol meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya, sedangkan stok terbatas karena belum masuknya masa panen.

"Sebelumnya hanya Rp28.000 sekarang sudah Rp60.000 per kilogram untuk yang ukuran besar dan Rp48.000 per kilogram untuk jengkol berukuran kecil. Minimnya stok dan tingginya permintaan menyebabkan harga melambung " katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018