Bandung (Antara) - Sekda Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggagas adanya kebun inti kopi seluas 200 hektare untuk mengantisipasi tingginya tawaran dari pasar luar negeri.

"Kami? berharap ada feasibility study pembangunan perkebunan inti kopi 200 hektar tahun ini. Kebun inti kopi seluas 100-200 hektar harus dipikirkan pemangku kepentingan perkebunan di Jabar," kata Iwa Karniwa di Bandung, Ahad.

Dia mengatakan studi kebun inti kopi ini sudah mendesak mengingat pasar luar negeri meminta jaminan pasokan kopi asal Provinsi Jawa Barat yang saat ini direspon sangat baik.

Menurut dia dalam perancangan studi kelayakan nanti, pihaknya sudah memberi panduan terkait jarak tempuh, lokasi serta koordinat yang tepat dan kebun inti kopi ini juga harus ditanam kopi Jabar dengan kualitas terbaik.

"Kebun inti ini gunanya untuk kepastian pasokan. Di China kemarin mereka tanya punya lahan inti 1000 hektare. Kami sulit jawab, tapi pasar mereka sudah siap asal pasokan terjaga," ujarnya.

Jika kebun inti kopi ini sudah terbangun, kata Iwa, maka pihaknya memprediksi dalam satu kali panen lahan seluas 200 hektare bisa memasok pasar 1200 ton kopi.

Dia mengatakan keuntungan lain membangun kebun inti, juga sekaligus bisa membangun pabrik hulu kopi mulai dari pemilahan biji hingga pengemasan produk.

"Ke depan inti juga bisa membina kebun plasma yang dikembangkan masyarakat dalam skala kecil," ujarnya.

Iwa mengaku saat ini pasar kopi Jabar sudah direspon sangat baik oleh pasar namun untuk kebutuhan dalam skala besar masih belum bisa dipenuhi dan pembeli besar saat ini menyasar langsung ke kebun-kebun, namun hasil panen yang didapat belum tentu besar.

"Kalau kebutuhan pasar diambil dari yang kecil-kecil sulit. Peluang komoditas ini menjadi makin tinggi nantinya dikolaborasikan dengan jejaring pasar yang sudah dirancang oleh pemprov," katanya.

Dia menunjuk petani durian Thailand yang memasok ke Alibaba.com mendapatkan untung yang sangat tinggi.

"Di Alibaba sehari bisa menjual 15 juta butir durian Thailand, kalau kita sudah memiliki jaringan besar, kalau inti menjadi plasma harga beli dari petani juga akan wajar," ujarnya.


 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018