Antarajabar.com - Warga binaan yang menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 A Sukamiskin Bandung seperti Akil Mochtar, Rahmat Yasin, OC Kaligis hingga Luthfi Hasan Ishak meluncurkan sebuah buku berjudul "Secercah Cahaya di Langit Sukamiskin", di Lapas Sukamiskin Bandung, Selasa.

Salah satu wargaan binaan baru di Lapas Sukamiskin Bandung, Patrialis Akbar menyambut baik peluncuran buku tersebut karena selain judul dan tulisan yang menarik buku ini juga menjadi semacam revolusi sikap, mental, visi bahkan amalan luar biasa dari warga binaan yang terkadang dicap negatif oleh masyarakat luar.

"Karena dalam dua minggu saya di sini, memang apa yang ditulis teman-teman di buku ini implementasinya saya merasakan betul, bahkan saya mengatakan kita hidup di sini seperti pergi ke Tanah Suci, beribadah terus kerjanya," kata Patrialis.

Apa yang ditulis oleh warga binaan di buku ini, menurut dia, merupakan sebuah perubahan dahsyat yang belum tentu didapatkan oleh masyarakat di luar lapas.

"Kalau di luar lapas, belum tentu kita bisa menyelesaikan satu hari satu juz membaca Al Quran tapi di sini, disaung-saungnya diisi oleh orang-orang yang melakukan hapalan satu hari satu juz," kata dia.

Sementara itu salah seorang penulis buku/warga binaan yang juga pengacara senior Otto Cornelis Kaligis berpendapat seharusnya buku ini diberi judul cahaya langit di Langit Sukamiskin bukan secercah cahaya.

"Karena saya menjadi saksi mata bagaimana saudara muslim saya di sini yang asalnya tidak pernah membaca Al Quran menjadi rajin membaca dan mengkaji Al Quran setiap harinya. Kemudian bagaimana warga binaan

muslim dengan non muslim saling membantu dalam sebuah acara anak yatim piatu di sini," kata OC Kaligis.

Sementara itu jurnalis senior Ahmad Mabruri Mei Akbari menilai dari tulisan-tulisan yang ada di buku ini bukan secercah cahaya namun sebuah cahaya bahkan mukjizat yang turun di Lapas Sukamiskin Bandung.

"Kalau tadi Prof OC Kaligis bilang judulnya bukan secercah cahaya tapi cahaya. Tapi kalau saya suruh pilih judul bukan sekedar cahaya tapi mukjizat Al Quran turun di Sukamiskin karena pada dasarnya Al Quran itu mukjikat," kata dia.

Mantan Anggota Dewan Pengawas Perum LKBN Antara ini mengaku terkesan dengan salah satu kutipan yang terdapat di halaman 213 buku ini yakni bahwa Al Quran itu telah membuat tegak jiwa yang lusuh, membuat jiwa yang hampa menjadi bertaji dan membuat jiwa yang tertutup menjadi cemerlang.

Buku ini, lanjut Mabruri, menjadi gambaran bahwa warga binaan di Lapas Sukamismin sedang membangun peradaban di dalam penjara.

"Kalau ada istilah bad news is a good news, saya kira kurang tepat dalam konteks ini karena good news is good news karena ada warga binaan yang membangun peradaban dalam lapas ini," kata dia.

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017