Antarajabar.com - Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menawarkan pengembangan pembangunan transportasi kepada pemerintah Korea Selatan (Korsel), dimana diprediksi dua hingga tiga tahun ke depan, Kota Udang akan semakin padat.
"Kami tawarkan rencana pengembangan sistem transportasi di Kota Cirebon, transportasi masal yang nyaman dan baik juga bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, di antaranya pembangunan monorail yang terintegrasi dengan sejumlah lokasi," kata Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis di Cirebon, Senin.
Ia menuturkan dengan luas wilayah sekitar 37 kilometer persegi, di masa depan transportasi akan menjadi persoalan tersendiri di Kota Cirebon.
Karenanya, dibutuhkan penanganan komprehensif, terutama menyediakan transportasi umum yang nyaman bagi warga Kota Cirebon.
Azis menghendaki transportasi di Kota Cirebon terintegrasi dengan baik karena memandang akan berimbas pada peningkatan kunjungan wisata di Kota Udang itu.
"Kami harapkan pada masa depan transportasi bisa terintegrasi dengan tempat wisata di Cirebon," tuturnya.
Sementara itu Duta besar Korea Selatan, Taiyoung Cho saat berkunjung ke Kota Cirebon mengaku tertarik dengan Cirebon, ia pun berjanji akan menawarkan potensi kota ini kepada investor-investor Korsel.
"Ini kota yang menarik, apalagi karena letaknya yang berada di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, jadi banyak orang datang kemari dan membuatnya semakin padat," katanya setelah bertemu Wali Kota Cirebon di Balai Kota Cirebon.
Dia menuturkan kepadatan itu, salah satu program prioritas Pemkot Cirebon berupa antisipasi kemacetan melalui sistem transportasi dan hal ini menjadi salah satu topik bahasannya bersama wali kota Cirebon.
Selain soal transportasi, dia mengaku tertarik dengan kebudayaan Cirebon yang juga akan dia promosikan kepada investor Korsel.
Menurutnya, budaya Indonesia secara umum serupa dengan Korsel, termasuk Kota Cirebon yang juga dikenal sebagai kota budaya.
"Saat ini belum tahu apa yang dapat dikerjasamakan, tapi akan saya tawarkan pada pebisnis-pebisnis Korsel," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Kami tawarkan rencana pengembangan sistem transportasi di Kota Cirebon, transportasi masal yang nyaman dan baik juga bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, di antaranya pembangunan monorail yang terintegrasi dengan sejumlah lokasi," kata Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis di Cirebon, Senin.
Ia menuturkan dengan luas wilayah sekitar 37 kilometer persegi, di masa depan transportasi akan menjadi persoalan tersendiri di Kota Cirebon.
Karenanya, dibutuhkan penanganan komprehensif, terutama menyediakan transportasi umum yang nyaman bagi warga Kota Cirebon.
Azis menghendaki transportasi di Kota Cirebon terintegrasi dengan baik karena memandang akan berimbas pada peningkatan kunjungan wisata di Kota Udang itu.
"Kami harapkan pada masa depan transportasi bisa terintegrasi dengan tempat wisata di Cirebon," tuturnya.
Sementara itu Duta besar Korea Selatan, Taiyoung Cho saat berkunjung ke Kota Cirebon mengaku tertarik dengan Cirebon, ia pun berjanji akan menawarkan potensi kota ini kepada investor-investor Korsel.
"Ini kota yang menarik, apalagi karena letaknya yang berada di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, jadi banyak orang datang kemari dan membuatnya semakin padat," katanya setelah bertemu Wali Kota Cirebon di Balai Kota Cirebon.
Dia menuturkan kepadatan itu, salah satu program prioritas Pemkot Cirebon berupa antisipasi kemacetan melalui sistem transportasi dan hal ini menjadi salah satu topik bahasannya bersama wali kota Cirebon.
Selain soal transportasi, dia mengaku tertarik dengan kebudayaan Cirebon yang juga akan dia promosikan kepada investor Korsel.
Menurutnya, budaya Indonesia secara umum serupa dengan Korsel, termasuk Kota Cirebon yang juga dikenal sebagai kota budaya.
"Saat ini belum tahu apa yang dapat dikerjasamakan, tapi akan saya tawarkan pada pebisnis-pebisnis Korsel," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017