Antarajabar.com - Pemprov Jawa Barat akan mengembangkan Padi Ratun yakni padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang, tunas akan muncul pada buku paling atas atau padi yang ditanam sekali namun masa panennya bisa dilakukan dua hingga tiga kali.
"Ada padi baru, yakni varietas Padi Ratun ini sedang kita kembangkan juga. Padi ini kayak tebu, ini sedang diteliti dan dikembangkan bekerjasama dengan perguruan tinggi," kata Plt Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat Denny Djuanda, di Bandung, Jumat.
Ia mengatakan sejumlah perguruan tinggi di Jawa Barat seperti Universitas Padjadjaran dan Institut Pertanian Bogor diminta oleh pihaknya untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap Padi Ratun yang dikembangkan oleh petani Sumatera Barat.
"Kenapa di Sumatera Barat karena petani di sana untuk mempraktikkan budidaya Padi Ratun ini. Dan sebenarnya sejak tahun 2009 saya terpikir untuk mencari varietas padi ini dan ternyata ada yang mengembangkan," kata Denny.
Menurut dia, selain meningkatkan indeks panen, Padi Ratun juga memiliki keunggulan lainnya seperti petani tidak perlu lagi melakukan pengolahan tanah, persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek biaya produksi lebih rendah karena penghematan pada biaya pengolahan tanah.
"Pengembangan Padi Ratun ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali minat masyarakat untuk menjadi seorang petani. Karena sebelumnya Menteri Pertanian bilang ada 5 juta orang yang berhenti menjadi petani. Ini menandakan pertanian kurang diminati," kata dia.
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, kata dia, juga mendorong Badan Penelitian Pengembangan dan Penetapan Iptek atau BP3IPTEK Jawa Barat untuk lebih aktif melakukan penelitian dan pengembangan Padi Ratun agar bisa segera diimplementasikan di Provinsi Jawa Barat.
"Memang seharusnya BP3IPTEK bisa mencari solusi cepat. Pokoknya kita mendorong agar bisa cepat mengembangkan varietas Padi Ratun ini," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Ada padi baru, yakni varietas Padi Ratun ini sedang kita kembangkan juga. Padi ini kayak tebu, ini sedang diteliti dan dikembangkan bekerjasama dengan perguruan tinggi," kata Plt Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat Denny Djuanda, di Bandung, Jumat.
Ia mengatakan sejumlah perguruan tinggi di Jawa Barat seperti Universitas Padjadjaran dan Institut Pertanian Bogor diminta oleh pihaknya untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap Padi Ratun yang dikembangkan oleh petani Sumatera Barat.
"Kenapa di Sumatera Barat karena petani di sana untuk mempraktikkan budidaya Padi Ratun ini. Dan sebenarnya sejak tahun 2009 saya terpikir untuk mencari varietas padi ini dan ternyata ada yang mengembangkan," kata Denny.
Menurut dia, selain meningkatkan indeks panen, Padi Ratun juga memiliki keunggulan lainnya seperti petani tidak perlu lagi melakukan pengolahan tanah, persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek biaya produksi lebih rendah karena penghematan pada biaya pengolahan tanah.
"Pengembangan Padi Ratun ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali minat masyarakat untuk menjadi seorang petani. Karena sebelumnya Menteri Pertanian bilang ada 5 juta orang yang berhenti menjadi petani. Ini menandakan pertanian kurang diminati," kata dia.
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, kata dia, juga mendorong Badan Penelitian Pengembangan dan Penetapan Iptek atau BP3IPTEK Jawa Barat untuk lebih aktif melakukan penelitian dan pengembangan Padi Ratun agar bisa segera diimplementasikan di Provinsi Jawa Barat.
"Memang seharusnya BP3IPTEK bisa mencari solusi cepat. Pokoknya kita mendorong agar bisa cepat mengembangkan varietas Padi Ratun ini," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016