Antarajabar.com - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) menyatakan mental delapan anak korban asusila dan seorang pelaku yang masih anak-anak di Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai pulih setelah menjalani bimbingan kejiwaan.
        
"Sekarang mental anak-anak yang menjadi korban sudah pulih, sudah bisa ceria kembali, bisa menjawab ketika ditanya," kata Kepala Bidang Advokasi Pemulihan dan Pendampingan P2TP2A Kabupaten Garut Nitta K Widjaya kepada wartawan, Senin.
        
Ia menuturkan korban sebelumnya mengalami kondisi mental yang cukup memprihatinkan seperti sering murung atau melamun.
        
Nitta menegaskan meskipun sudah terlihat pulih, tetapi harus terus dipantau setiap perkembangannya.
        
Pemulihan akan terus dilakukan, antara lain melalui metode hipnoterapi yang dilakukan oleh para ahli.
        
"Kami harap psikologis anak-anak tidak terganggu lagi karena rasa malu oleh stigma korban sodomi," katanya.
        
Ia menjelaskan hipnoterapi secepatnya akan dilakukan untuk membuang hal-hal buruk yang pernah dialami anak-anak.
        
"Harapannya sebelum Ramadhan sudah dihipnoterapi agar nanti saat Ramadhan anak-anak bisa menjalankan ibadah dengan baik tanpa gangguan psikis lagi," katanya.
        
Terkait penanganan hukumnya, Nitta berharap dapat dituntaskan sesuai hukum yang berlaku.
        
Selain penanganan hukum, lanjut dia, tentunya harus ada rehabilitasi bagi korban maupun pelaku yang masih remaja.
        
"Kami mendukung agar kasusnya bisa diselesaikan secara hukum, tapi bagaimanapun juga hak anak-anak harus dipenuhi," katanya.
        
Kasus tersebut terungkap setelah seorang anak melaporkan kepada orang tuanya, Maret 2016, kemudian dilaporkan beberapa anak lainnya yang menjadi korban asusila oleh seorang remaja siswa SMP.
        
Saat ini kasus itu sudah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Garut.

   

Pewarta: Feri P

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016