Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan pembangunan SDN Girijaya di Kecamatan Cugenang yang ambruk akibat gempa tahun 2022 tuntas dilakukan sebelum akhir tahun, sehingga siswa tidak lagi belajar di dalam tenda.

Kepala Disdikpora Cianjur Ruhli Solehudin di Cianjur, Kamis, mengatakan sejak dua tahun terakhir sekitar 168 siswa SDN Girijaya, terpaksa menjalani proses belajar mengajar di dalam tenda karena bangunan sekolah nyaris rata dengan tanah.

Baca juga: 97 ribu penyintas gempa di Cianjur sudah dapat bantuan stimulan

"Sehingga pihak sekolah mendirikan kelas darurat dari bambu dan tenda agar proses belajar mengajar tetap berjalan, terlebih kondisi tanah di lokasi sekolah ambruk labil, sehingga dilakukan pemindahan lokasi ke tanah yang dinilai aman," katanya.

Pembangunan sekolah baru untuk siswa SDN Girijaya yang dilakukan Kementerian PUPR sedang berjalan dan tinggal menunggu penuntasan yang ditargetkan sudah dapat dipakai pada akhir tahun 2024 atau paling telat awal tahun 2025, sehingga tidak ada lagi proses belajar mengajar di dalam tenda seiring masuknya status pemulihan setelah gempa Cianjur.

Tidak hanya untuk sekolah yang ambruk akibat gempa, pihaknya juga menargetkan sekolah yang ambruk dan rusak berat akibat bencana alam serta lapuk dimakan usia akan mendapat skala prioritas pembangunan di tahun 2025.

"Kami juga menargetkan sekolah yang ambruk dan rusak berat di seluruh wilayah Cianjur mendapat prioritas pembangunan tahun depan. Meski anggaran terbatas kami berupaya semaksimal mungkin membangun 20 sampai 30 sekolah rusak," katanya.

Sementara sejak gempa magnitudo 5,6 di Cianjur pada tahun 2022, ratusan siswa SDN Girijaya di Kecamatan Cugenang, terpaksa menjalani proses belajar mengajar di dalam tenda dan ruang kelas dari bambu yang dibangun pihak sekolah.

Mirisnya ketika cuaca panas, hawa di dalam tenda membuat siswa didik mandi keringat dan ketika hujan turun tidak jarang baju mereka basah karena tenda yang digunakan bocor di bagian atas, sehingga tidak jarang sekolah diliburkan ketika hujan turun deras.
"Sudah dua tahun 168 siswa di sekolah ini belajar di dalam tenda sambil menunggu pembangunan sekolah baru di lokasi yang tidak jauh dari sekolah lama tuntas dibangun, meski belajar di dalam tenda tidak menyurutkan semangat siswa," kata Guru SDN Girijaya Hidayanti.

Dia berharap pembangunan sekolah baru dari Kementerian PUPR segera tuntas, sehingga siswa dapat kembali menjalani proses belajar mengajar di dalam kelas tanpa harus kepanasan dan kehujanan serta dapat lebih konsentrasi.

"Harapan kami segera pindah ke bangunan sekolah baru, sehingga siswa dapat kembali menjalani proses belajar mengajar normal layaknya di sekolah lain yang sudah lebih dulu dibangun kembali setelah gempa," katanya.

Baca juga: BPBD Cianjur: 30 petugas lakukan penanganan cepat dampak gempa Cibeber

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024