Antarajabar.com- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Cianjur, Jabar, membagikan puluhan ribu alat kontrasepsi jenis kondom di kawasan wisata Cipanas sebagai upaya menekan HIV/AIDS.
Sekretaris KPA Cianjur, Hilman, di Ciajur, Kamis, mengatakan pihakya membagikan secara cuma-cuma 51.840 kondom di kawasan wisata tersebut.
Dia menuturkan, Cipanas memiliki lokalisasi terbesar di Cianjur, dimana aktivitas tersebut telah berdiri sejak puluhan tahun, sehingga pihaknya berupaya untuk menekan agar HIV/AIDS tidak menyebar."Di wilayah itu, ada dua lokalisasi di Gadog dan Sukanagalih," katanya.
Selain di Cipanas, ungkap dia, praktek prostitusi di Cianjur, banyak ditemukan di wisata air, Jangari."Tapi kalau di Jangari jarang ada yang mau pakai kondom karena orang-orangnya tidak mengerti bahayanya kalau sudah kena HIV/AIDS," katanya.
Dia menuturkan, pengiriman kondom tersebut dilakukan akibat tingginya kasus penyebaran HIV/AIDS akibat seks bebas. Sebanyak 88 persen penularan virus tersebut disebabkan pergaulan seks bebas. Perilaku hubungan badan dan berganti-ganti pasangan tanpa pengaman menjadi faktor tertinggi.
"Pengiriman kondom ini bukan berarti melegalkan prostitusi karena bagaimana pun juga secara agama dilarang. Kami ingin jangan ada lagi seks bebas agar tidak ada lagi yang terjangkit, tapi ini sulit. Kami terus berusaha agar HIV/AIDS tidak terus tertular karena jumlahnya sudah banyak di Cianjur," katanya.
Berdasarkan data KPA, jumlah kasus HIV/AIDS di Cianjur, setiap tahun terus meningkat. Pada periode 2001 sampai 2007, jumlah kasus HIV/AIDS berada di bawah 20 kasus per tahun. Sedangkan menginjak tahun 2008 hingga saat ini, rata-rata kasus yang ditangani KPA melonjak hingga 50 kasus per tahun.
Bahkan, Hilman memprediksi tahun ini jumlah kasus bisa menembus lebih dari 100 kasus karena mengingat pada 2014, terdapat 98 kasus yang ditangani."Bukan tidak mungkin sampai seratus kasus lebih karena sekarang saja, sampai Juni sudah ada 52 kasus yang kami tangani," katanya.
Penularan penyakit yang belum ditemukan obatnya itu, ungkap dia, selain seks bebas, 12 persen penularan HIV/AIDS karena penyalahgunaan narkoba dengan jarum suntik, dengan dalih solidaritas antar sesama pengguna, mereka rela mengkonsumsi narkoba bersama dalam satu jarum suntik.
Kemudian, faktor lainnya ungkap dia, penularan HIV AIDS disebabkan oleh ibu yang menurun pada anaknya."Pada akhirnya anak yang tidak tahu apa-apa sudah divonis akibat perilaku orang tuanya. Banyak diantara mereka yang sadar ketika sudah menimpa buah hatinya," katanya.
Tidak hanya menyebarkan alat kontrasepsi, tambah dia, pencegahan yang dilakukan KPA dengan melakukan sosialisasi ke tiap pelosok hingga ke berbagai komunitas yang rentan penyebaran virus mematikan itu."Intinya kembali ke masing-masing. Jangan sampai terjerat nantinya harus meminum obat seumur hidup," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
Sekretaris KPA Cianjur, Hilman, di Ciajur, Kamis, mengatakan pihakya membagikan secara cuma-cuma 51.840 kondom di kawasan wisata tersebut.
Dia menuturkan, Cipanas memiliki lokalisasi terbesar di Cianjur, dimana aktivitas tersebut telah berdiri sejak puluhan tahun, sehingga pihaknya berupaya untuk menekan agar HIV/AIDS tidak menyebar."Di wilayah itu, ada dua lokalisasi di Gadog dan Sukanagalih," katanya.
Selain di Cipanas, ungkap dia, praktek prostitusi di Cianjur, banyak ditemukan di wisata air, Jangari."Tapi kalau di Jangari jarang ada yang mau pakai kondom karena orang-orangnya tidak mengerti bahayanya kalau sudah kena HIV/AIDS," katanya.
Dia menuturkan, pengiriman kondom tersebut dilakukan akibat tingginya kasus penyebaran HIV/AIDS akibat seks bebas. Sebanyak 88 persen penularan virus tersebut disebabkan pergaulan seks bebas. Perilaku hubungan badan dan berganti-ganti pasangan tanpa pengaman menjadi faktor tertinggi.
"Pengiriman kondom ini bukan berarti melegalkan prostitusi karena bagaimana pun juga secara agama dilarang. Kami ingin jangan ada lagi seks bebas agar tidak ada lagi yang terjangkit, tapi ini sulit. Kami terus berusaha agar HIV/AIDS tidak terus tertular karena jumlahnya sudah banyak di Cianjur," katanya.
Berdasarkan data KPA, jumlah kasus HIV/AIDS di Cianjur, setiap tahun terus meningkat. Pada periode 2001 sampai 2007, jumlah kasus HIV/AIDS berada di bawah 20 kasus per tahun. Sedangkan menginjak tahun 2008 hingga saat ini, rata-rata kasus yang ditangani KPA melonjak hingga 50 kasus per tahun.
Bahkan, Hilman memprediksi tahun ini jumlah kasus bisa menembus lebih dari 100 kasus karena mengingat pada 2014, terdapat 98 kasus yang ditangani."Bukan tidak mungkin sampai seratus kasus lebih karena sekarang saja, sampai Juni sudah ada 52 kasus yang kami tangani," katanya.
Penularan penyakit yang belum ditemukan obatnya itu, ungkap dia, selain seks bebas, 12 persen penularan HIV/AIDS karena penyalahgunaan narkoba dengan jarum suntik, dengan dalih solidaritas antar sesama pengguna, mereka rela mengkonsumsi narkoba bersama dalam satu jarum suntik.
Kemudian, faktor lainnya ungkap dia, penularan HIV AIDS disebabkan oleh ibu yang menurun pada anaknya."Pada akhirnya anak yang tidak tahu apa-apa sudah divonis akibat perilaku orang tuanya. Banyak diantara mereka yang sadar ketika sudah menimpa buah hatinya," katanya.
Tidak hanya menyebarkan alat kontrasepsi, tambah dia, pencegahan yang dilakukan KPA dengan melakukan sosialisasi ke tiap pelosok hingga ke berbagai komunitas yang rentan penyebaran virus mematikan itu."Intinya kembali ke masing-masing. Jangan sampai terjerat nantinya harus meminum obat seumur hidup," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015