Antarajabar.com - Seorang wartawan media cetak lokal di Cianjur, Jabar, Selasa, menjadi korban kekerasan yang dilakukan sejumlah satpam saat menjalankan tugas jurnalisnya di komplek perusahaan PT QL Agrofood yang sejak beberapa hari terakhir didemo warga.

Ekky Rizky wartawan tersebut, bahkan mendapat perlakuan tidak manusiawi saat berusaha mengambil sejumlah gambar dengan kameranya karena melihat ada keributan dibagian dalam perusahaan, dimana ketika itu sejumlah anggota DPRD Cianjur dan mahasiwa, melakukan kunjungan ke lokasi.

"Saya sempat diludahi dan menjadi bulan-bulanan delapan orang satpam, meskipun saya sudah mengikuti prosedur yang mereka minta untuk tidak melakukan liputan. Namun saya melihat ada keributan di bagian dalam dan saya berusaha mengambil foto," katanya.

Dia menuturkan, hanya naik ke atas pohon pepaya untuk memastikan apa yang tengah terjadi dibagian dalam perusahaan yang mendapat kunjungan anggota DPRD dan mahasiswa itu. Namun tiba-tiba seorang satpam dari dalam menghampiri dan meludahi wajahnya sambil menyuruh turun.

"Bahkan bahu saya memar karena dilempar batu oleh satpam yang berada dibagian dalam perusahaan. Tidak sampai disitu saat terjatuh saya ditarik beberapa orang satpam dan sempat dikepung delapan orang satpam yang mengeluarkan kata-kata kasar," katanya.

Saat itu ada anggota polisi yang berusaha mengahalangi delapan orang satpam yang terus menghampiri dirinya dengan nada ancaman.

"Saya tidak terima dengan perlakuan tersebut, saya hanya menjalankan tugas dan tidak masuk ke dalam perusahaan sesuai permintaan mereka," katanya.

Sementara itu, Ketua PWI Cianjur, Hadiyat Styalaksana, menyayangkan aksi yang dilakukan oknum tersebut, bahkan pihaknya akan melakukan upaya hukum atas perlakuan oknum yang telah mengahalang-halangi tugas wartawan.

"Kalau diminta kami akan menyiapkan kuasa hukum untuk rekan kami yang menjadi korban kekerasan satpam tersebut. Pihak perusahaan harus bertanggung jawab dan meminta maaf. Wartawan bekerja dilindungi undang-undang, sehingga tidak semudah itu mengusir dan melarang, apalagi sampai berbuat kasar," katanya.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015