Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebutkan bahwa santri masa kini adalah pilar masa depan bangsa.
Pj Gubeenur Bey Triadi menyebutkan hal itu saat apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2024 di Bandung, Selasa.
Baca juga: Pj Bupati Garut sebut santri harus menguasai digital dan bahasa asing
Dia juga mengajak seluruh santri untuk tidak hanya mengenang perjuangan para pendahulu, tetapi menjadi pilar masa depan bangsa melalui pendidikan, inovasi, dan teknologi dengan mengangkat pena melawan kebodohan dan keterbelakangan.
"Menyambung juang bukan sekadar mengenang, tetapi juga beraksi dengan semangat yang sama menghadapi tantangan zaman modern. Santri masa kini bertanggung jawab untuk tidak hanya menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan, tetapi juga berkontribusi dalam membangun masa depan masyarakat yang lebih baik," kata Bey di Gedung Sate Bandung.
Bey juga menekankan bahwa santri memiliki potensi besar untuk menjadi apa saja, termasuk pemimpin bangsa. Dia mencontohkan Indonesia pernah memiliki presiden berlatar belakang santri, yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan wakil presiden, KH. Ma’ruf Amin yang juga berasal dari lingkungan pesantren.
"Santri bisa menjadi presiden, menteri, pengusaha, birokrat, apapun. Yang penting terus berjuang, bekerja keras, dan tidak mudah menyerah," tuturnya.
Selain itu, dalam apel juga dilakukan penyerahan penghargaan atau kadedeuh kepada para pemenang MTQ Nasional ke-30 di Kalimantan Timur. Apresiasi khusus diberikan kepada Aliyudin, Nunu Nugraha, dan Sofia atas prestasi gemilang mereka.
Tak hanya itu, sebanyak 5.000 sertifikat halal juga diserahkan kepada pelaku UMKM di Jawa Barat sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah di provinsi ini.
Hari Santri, lanjut Bey, bukan hanya milik santri dan pesantren, tetapi milik seluruh elemen bangsa yang mencintai negara ini.
"Hari Santri adalah milik kita semua.Mari rayakan dengan penuh kebanggaan dan komitmen untuk terus membangun Indonesia," ucapnya.
Salah satu santri yang menerima penghargaan, Aliyudin (24) asal Kabupaten Karawang yang merupakan juara satu kaligrafi cabang dekorasi putra yang mendapatkan "kadeudeuh" Rp90 juta yang secara simbolis diserahkan langsung oleh Bey.
"Alhamdulillah sangat senang dan bangga sekali, ada apresiasi buat para juara. (Kadeudeuh) Ini bentuk penghargaan, dan semoga ke depannya lebih naik lagi," ujar Aliyudin yang berharap apresiasi ini menjadi motivasi bagi santri lain untuk terus memperdalam ilmu agama dan mensyiarkan agama Islam.
Kemudian, Sofi Nur Zakiah (26) yang merupakan juara tiga kaligrafi dekorasi putri pada MTQ nasional di Kaltim, mendapatkan "kadeudeuh" Rp50 juta, merasa bersyukur dapat penghargaan dari Pemprov Jabar dan berharap ke depannya dia bisa lebih baik lagi.
Sofi mengaku akan mempergunakan uang "kadeudeuh" yang diterima untuk membayai kuliahnya di Institut KH Ahmad Sanusi, Sukabumi.
"Rencana uangnya untuk pendidikan di bangku kuliah," katanya.
Selain kepada santri MTQ, Pemda Provinsi Jabar juga memberikan bantuan kepada santri disabilitas. Zaenal Arifin (22) santri tuna netra dari Ponpes Tahfiz, di Sekegawir, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung merasa bahagia mendapatkan bantuan.
"Alhamdulillah semoga ini menjadi amal kebaikan bagi Bapak (Penjabat) Gubernur dan juga menjadi semangat bagi kami para santri untuk terus belajar," kata Zaenal.
Baca juga: Pj Bupati: Santri punya peran untuk kemajuan Cirebon
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Pj Gubeenur Bey Triadi menyebutkan hal itu saat apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2024 di Bandung, Selasa.
Baca juga: Pj Bupati Garut sebut santri harus menguasai digital dan bahasa asing
Dia juga mengajak seluruh santri untuk tidak hanya mengenang perjuangan para pendahulu, tetapi menjadi pilar masa depan bangsa melalui pendidikan, inovasi, dan teknologi dengan mengangkat pena melawan kebodohan dan keterbelakangan.
"Menyambung juang bukan sekadar mengenang, tetapi juga beraksi dengan semangat yang sama menghadapi tantangan zaman modern. Santri masa kini bertanggung jawab untuk tidak hanya menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan, tetapi juga berkontribusi dalam membangun masa depan masyarakat yang lebih baik," kata Bey di Gedung Sate Bandung.
Bey juga menekankan bahwa santri memiliki potensi besar untuk menjadi apa saja, termasuk pemimpin bangsa. Dia mencontohkan Indonesia pernah memiliki presiden berlatar belakang santri, yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan wakil presiden, KH. Ma’ruf Amin yang juga berasal dari lingkungan pesantren.
"Santri bisa menjadi presiden, menteri, pengusaha, birokrat, apapun. Yang penting terus berjuang, bekerja keras, dan tidak mudah menyerah," tuturnya.
Selain itu, dalam apel juga dilakukan penyerahan penghargaan atau kadedeuh kepada para pemenang MTQ Nasional ke-30 di Kalimantan Timur. Apresiasi khusus diberikan kepada Aliyudin, Nunu Nugraha, dan Sofia atas prestasi gemilang mereka.
Tak hanya itu, sebanyak 5.000 sertifikat halal juga diserahkan kepada pelaku UMKM di Jawa Barat sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah di provinsi ini.
Hari Santri, lanjut Bey, bukan hanya milik santri dan pesantren, tetapi milik seluruh elemen bangsa yang mencintai negara ini.
"Hari Santri adalah milik kita semua.Mari rayakan dengan penuh kebanggaan dan komitmen untuk terus membangun Indonesia," ucapnya.
Salah satu santri yang menerima penghargaan, Aliyudin (24) asal Kabupaten Karawang yang merupakan juara satu kaligrafi cabang dekorasi putra yang mendapatkan "kadeudeuh" Rp90 juta yang secara simbolis diserahkan langsung oleh Bey.
"Alhamdulillah sangat senang dan bangga sekali, ada apresiasi buat para juara. (Kadeudeuh) Ini bentuk penghargaan, dan semoga ke depannya lebih naik lagi," ujar Aliyudin yang berharap apresiasi ini menjadi motivasi bagi santri lain untuk terus memperdalam ilmu agama dan mensyiarkan agama Islam.
Kemudian, Sofi Nur Zakiah (26) yang merupakan juara tiga kaligrafi dekorasi putri pada MTQ nasional di Kaltim, mendapatkan "kadeudeuh" Rp50 juta, merasa bersyukur dapat penghargaan dari Pemprov Jabar dan berharap ke depannya dia bisa lebih baik lagi.
Sofi mengaku akan mempergunakan uang "kadeudeuh" yang diterima untuk membayai kuliahnya di Institut KH Ahmad Sanusi, Sukabumi.
"Rencana uangnya untuk pendidikan di bangku kuliah," katanya.
Selain kepada santri MTQ, Pemda Provinsi Jabar juga memberikan bantuan kepada santri disabilitas. Zaenal Arifin (22) santri tuna netra dari Ponpes Tahfiz, di Sekegawir, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung merasa bahagia mendapatkan bantuan.
"Alhamdulillah semoga ini menjadi amal kebaikan bagi Bapak (Penjabat) Gubernur dan juga menjadi semangat bagi kami para santri untuk terus belajar," kata Zaenal.
Baca juga: Pj Bupati: Santri punya peran untuk kemajuan Cirebon
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024