Antarajabar.com-  Bandung – Badan Pusat Statistik Jawa Barat mencatat sepanjang Agustus 2015 dari tujuh kota yang ada di Provinsi Jawa Barat mengalami inflasi sebesar 0,58 persen, turun 0,21 persen dari bulan Juli lalu yang mencapai 0,79 persen.

“Meskipun mengalami penurunan dari bulan lalu, bulan ini Provinsi Jawa Barat mengalami inflasi yang jauh lebih besar dari pada jumlah inflasi pusat, yaitu sebesar 0,39 persen saja,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dody Gunawan di Gedung BPS Provinsi Jawa Barat, Selasa (1/9).

Dody mengatakan selama bulan Agustus Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan Jawa Barat yang meliputi tujuh kota yaitu Kota bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan indeks. Kenaikan tersebut yaitu dari 119,61 di Juli 2015 menjadi 120,30 di Agustus 2015. Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender ‘year to date’ (Januari – Agustus 2015) sebesar 2,11 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun ‘year on year’ (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) tercatat sebesar 6,57 persen.

Ia menambahkan, dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Agustus 2015, enam kota diantaranya mengalami inflasi, yaitu Kota Bogor sebesar 0,58 persen, Kota Sukabumi sebesar 0,64 persen, Kota Bandung sebesar 0,49 persen, Kota Bekasi sebesar 0,82 persen, kota Depok sebesar 0,49 persen dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,37 persen. Sementara itu Kota Cirebon mengalami deflasi 0,06 persen.

“Deflasi yang terjadi di Kota Cirebon bisa diakibatkan oleh banyak sebab, bisa juga karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menyebabkan orang-orang sulit mendapatkan uang, tapi ketersediaan barang di Kota Cirebon banyak, maka terjadilah deflasi seperti sekarang ini,” kata Dody.

Meskipun satu dari tujuh kota pantauan IHK mengalami deflasi, Dody mengatakan cukup tenang karena deflasi yang dialami Kota Cirebon tidak separah kota-kota di bagian timur Indonesia yang mengalami deflasi cukup besar.

Sementara itu dari data BPS Jawa Barat, dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok Bahan Makanan sebesar 1,81 persen, Kelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,06 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,09 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,51 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,46 persen dan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,08 persen. Sedang Kelompok Sandang mengalami deflasi sebesar 0,06 persen. Hal itu disebabkan karena IHK Kelompok Sandang mengalami penurunan dari 105,64 pada Juli 2015 menjadi 105,58 pada Agustus 2015.
 
Sebagai penyumbang paling tinggi, Kelompok Bahan Makanan semua sub kelompoknya memiliki andil besar dalam inflasi Provinsi Jawa Barat Agustus 2015. Pasalnya terjadi kenaikan harga yang signifikan dari komoditas daging ayam ras, beras, cabe rawit, telur ayam ras, buncis, ketimun, kacang panjang dan sawi hijau.
Diakhir pertemuannya, Dody berharap ketujuh kota pantauan IHK Provinsi Jawa Barat bisa mengalami inflasi bulan depan. Agar tingkat inflasi Jawa Barat bisa terus meningkat.
 

Pewarta: wanda

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015