Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, Jawa Barat, melaksanakan uji coba penanaman bawang merah menggunakan bibit biji varietas Maserati hibrida sebagai upaya untuk mengatasi tingginya biaya produksi yang selama ini dialami oleh para petani di wilayah tersebut.
“Kami ingin mengukur efektivitas penggunaan bibit biji dibandingkan dengan umbi bawang merah, baik dari segi biaya maupun hasil panen,” kata Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya, di Cirebon, Rabu.
Baca juga: Poduksi bawang merah di Kabupaten Cirebon terus meningkat
Ia mengatakan uji coba ini dilakukan pada lahan pertanian seluas 1.000 meter persegi, di Desa Cikalahang, Cirebon, dengan pola penanaman selama 75 hari, 85 hari, dan 95 hari.
Dari hasil panen perdana, kata dia lagi, bawang merah tersebut memiliki kualitas yang cukup baik dengan masa simpan lebih lama dibandingkan varietas lainnya.
“Kami sudah memanen bawang merah yang ditanam selama 85 hari. Hasilnya kondisinya bagus, dan bisa disimpan dalam waktu yang lama,” katanya pula.
Wahyu menyatakan meskipun penggunaan bibit biji dapat mengurangi biaya produksi dan memberikan hasil yang lebih efisien, metode ini masih perlu dikaji secara cermat sebelum diterapkan di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon.
“Kalau sudah dipanen semua dan hasilnya memuaskan, maka kami akan menyosialisasikannya kepada petani. Kami siap membantu mereka mendapatkan benih biji dari bawang merah ini,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan menyampaikan bawang merah jenis Maserati hibrida memiliki warna merah mencolok, sehingga tampilannya lebih menarik dibandingkan varietas lainnya yang cenderung pucat.
Selain itu, dia menilai penggunaan bibit biji dari varietas ini dapat menjadi solusi bagi petani yang kesulitan mendapatkan bibit, mengingat biaya bibit selama ini menjadi beban terbesar bagi mereka.
“Jadi penggunaan bibit biji biayanya akan lebih murah. Selama ini petani mengeluarkan biaya besar hanya untuk membeli bibit,” ujarnya.
Alex menambahkan bahwa potensi lahan pertanian bawang merah di Kabupaten Cirebon mencapai 4.000 hektare yang tersebar di tujuh kecamatan. Ke depan, pihaknya akan membentuk korporasi di tingkat petani guna membantu meningkatkan kualitas produksi komoditas tersebut.
“Saat ini produksi di Kabupaten Cirebon, setiap hektare dapat menghasilkan antara 10 hingga 10,6 ton bawang merah. Kami optimis, dengan adanya bibit biji ini, produksi bawang merah akan meningkat, dan kesejahteraan petani dapat lebih terjamin,” ujar dia lagi.
Baca juga: Produksi bawang merah di Cirebon capai 35.000 ton per tahun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
“Kami ingin mengukur efektivitas penggunaan bibit biji dibandingkan dengan umbi bawang merah, baik dari segi biaya maupun hasil panen,” kata Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya, di Cirebon, Rabu.
Baca juga: Poduksi bawang merah di Kabupaten Cirebon terus meningkat
Ia mengatakan uji coba ini dilakukan pada lahan pertanian seluas 1.000 meter persegi, di Desa Cikalahang, Cirebon, dengan pola penanaman selama 75 hari, 85 hari, dan 95 hari.
Dari hasil panen perdana, kata dia lagi, bawang merah tersebut memiliki kualitas yang cukup baik dengan masa simpan lebih lama dibandingkan varietas lainnya.
“Kami sudah memanen bawang merah yang ditanam selama 85 hari. Hasilnya kondisinya bagus, dan bisa disimpan dalam waktu yang lama,” katanya pula.
Wahyu menyatakan meskipun penggunaan bibit biji dapat mengurangi biaya produksi dan memberikan hasil yang lebih efisien, metode ini masih perlu dikaji secara cermat sebelum diterapkan di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon.
“Kalau sudah dipanen semua dan hasilnya memuaskan, maka kami akan menyosialisasikannya kepada petani. Kami siap membantu mereka mendapatkan benih biji dari bawang merah ini,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan menyampaikan bawang merah jenis Maserati hibrida memiliki warna merah mencolok, sehingga tampilannya lebih menarik dibandingkan varietas lainnya yang cenderung pucat.
Selain itu, dia menilai penggunaan bibit biji dari varietas ini dapat menjadi solusi bagi petani yang kesulitan mendapatkan bibit, mengingat biaya bibit selama ini menjadi beban terbesar bagi mereka.
“Jadi penggunaan bibit biji biayanya akan lebih murah. Selama ini petani mengeluarkan biaya besar hanya untuk membeli bibit,” ujarnya.
Alex menambahkan bahwa potensi lahan pertanian bawang merah di Kabupaten Cirebon mencapai 4.000 hektare yang tersebar di tujuh kecamatan. Ke depan, pihaknya akan membentuk korporasi di tingkat petani guna membantu meningkatkan kualitas produksi komoditas tersebut.
“Saat ini produksi di Kabupaten Cirebon, setiap hektare dapat menghasilkan antara 10 hingga 10,6 ton bawang merah. Kami optimis, dengan adanya bibit biji ini, produksi bawang merah akan meningkat, dan kesejahteraan petani dapat lebih terjamin,” ujar dia lagi.
Baca juga: Produksi bawang merah di Cirebon capai 35.000 ton per tahun
Editor : Yuniardi Ferdinan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024