Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya, menggunakan pola pendekatan by name by address atau sesuai nama dan alamat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Syarifah Sofiah di Kota Bogor, Rabu, memaparkan tahun ini kasus stunting di Kota Bogor berada di angka 18,01 persen, turun sebanyak 0,5 persen dari tahun lalu.
Sedangkan, kata Syarifah, Pemerintah Pusat menargetkan angka stunting sebesar 15 persen. Sehingga Pemkot Bogor harus mengurangi 3 persen lagi angka anak-anak stunting.
“Tahun depan kita ditargetkan jadi 15 persen, turun 3 persen. Itu luar biasa. Pendekatan kita ini lebih kepada anak-anak baduta (bawah dua tahun) yang misal punya risiko wasting, underweight, dan stunting,” jelasnya.
Syarifah mengatakan, agar penanganan anak-anak stunting tepat sasaran, pihaknya meminta masing-masing kecamatan secara bertahap melakukan ekspose angka stunting ke Pemkot Bogor.
Setelah itu, kata Syarifah, dilakukan penanganan dengan pola pendekatan by name by address sesuai data yang sudah diekspose oleh masing-masing kecamatan.
Dengan pendekatan ini, pemerintah bisa mengetahui nama-nama anak yang mengalami stunting dan mengidentifikasi siapa saja yang belum mendapatkan intervensi.
“Melalui sistem by name by address, kita bisa tahu nama anak yang berulang kali dibahas dan kondisi mereka secara lebih rinci. Dengan begitu, kita bisa lebih cepat mengetahui masalah apa yang terjadi dan memberikan intervensi yang diperlukan,” jelas Syarifah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024