Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memperluas program pelatihan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kecamatan Ciawigebang untuk mengajak masyarakat memanfaatkan lahan kosong dengan menanam komoditas pangan.
“Program P2L ini menekankan pentingnya pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan berkelanjutan, khususnya di Ciawigebang,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Minggu.
Pada praktiknya, kata dia, setiap warga diberikan pembekalan untuk melakukan penanaman pada lahan pekarangan yang sempit menggunakan polybag atau menerapkan sistem hidroponik.
Wahyu menyebutkan masyarakat bisa menanam berbagai komoditas yang mudah ditanam seperti pakcoy, kangkung, bayam, dan sayuran hijau lainnya.
Ia menjelaskan program ini dapat meningkatkan ketersediaan bahan pangan, mengurangi ketergantungan pada komoditas dari luar daerah, serta memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Kuningan.
Sejauh ini, pihaknya mencatat ada sekitar 370 desa dan kelurahan di Kabupaten Kuningan yang sudah melaksanakan program P2L guna menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga.
“Pemanfaatan lahan pekarangan ini perlu dijadikan sebagai budaya di masyarakat. Program P2L selaras dengan kegiatan yang telah dicanangkan sebelumnya yakni Gerakan Kuningan Menanam Melak Beu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan dalam program tersebut setiap Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Ciawigebang didorong untuk meningkatkan penyediaan sumber pangan keluarga yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).
“Langkah ini diharapkan dapat menangani masalah stunting, serta mengendalikan inflasi di Kabupaten Kuningan dengan memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri,” katanya.
Selain itu, Wahyu menambahkan sampah pekarangan dan rumah tangga bisa dipilah, lalu diolah menjadi kompos untuk jenis organik. Bahan tersebut bisa juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak serta ikan.
“Sedangkan pupuk kandang dan endapan lumpur dari kolam dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Jadi semuanya tetap bisa digunakan berulang,” ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024