Sejumlah dosen dan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan memberikan pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk sabun dan lilin yang bernilai ekonomis.
"Daripada dibuang yang malah akan menimbulkan masalah lingkungan, kan lebih baik limbah jelantah itu kita manfaatkan dengan diolah menjadi barang yang berguna seperti sabun dan lilin," kata Ketua Kelompok Keahlian Informatika ITB Prof Kridanto Surendro saat pelatihan tersebut, di aula Kantor Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Senin.
Baca juga: Pj Bupati Garut pastikan stok bantuan tersedia di lumbung sosial
Ia menuturkan kegiatan tersebut merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang tujuannya untuk mengatasi permasalahan, dan memajukan kesejahteraan masyarakat desa melalui kegiatan pemanfaatan limbah minyak menjadi produk yang berguna.
Kegiatan sepenuhnya dibiayai oleh ITB itu, kata dia, melibatkan sejumlah dosen, dan mahasiswa sebanyak 12 orang, bekerja sama dengan Institut Teknologi Garut (ITG) dengan menurunkan 10 mahasiswa, dan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut.
"Alasan melakukan kegiatan di Kabupaten Garut karena di Garut banyak industri, banyak usaha yang menjual produknya dengan cara digoreng, sehingga limbah minyak pun banyak," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Garut berdasarkan hasil pengamatan terdapat banyak kegiatan usaha yang menggunakan minyak goreng seperti industri kerupuk kulit, dan burayot khas Garut.
Kegiatan usaha itu, kata dia, selalu memproduksi dengan jumlah yang banyak, sehingga limbah minyak bekas penggorengan juga akan banyak untuk itu limbah tersebut harus bisa dimanfaatkan dengan baik menjadi barang berguna.
"Produk yang dibuat tidak hanya bisa digunakan sendiri, jika produksinya sudah lumayan besar, ini kan bisa dijual dan menjadi sumber mata pencaharian," katanya lagi.
Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sukasenang Indri Pancawati mengatakan, kegiatan tersebut telah membawa wawasan baru bagi masyarakat, terutama kaum perempuan di Desa Sukasenang untuk memanfaatkan minyak jelantah menjadi sabun dan lilin.
"Setelah mengikuti pelatihan ini maka warga, khususnya ibu-ibu, tidak akan lagi membuang minyak jelantahnya yang tentunya berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan," katanya pula.
Kepala Desa Sukasenang Iwan Ridwan menyampaikan terima kasih kepada ITB yang sudah memilih Garut menjadi tempat diselenggarakannya program pengabdian masyarakat tersebut.
Ia mengatakan, pelatihan itu akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dalam mengolah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat, maupun nanti bisa menjadi nilai ekonomi yang dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat.
"Keterampilan yang dimiliki warga dalam mengolah limbah minyak jelantah ini nantinya bisa menjadi mata pencaharian baru, dan akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian warga," katanya pula.
Baca juga: PMI Garut gencarkan gerakan donor darah penuhi kebutuhan pengidap thalasemia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ITB latih warga Garut manfaatkan minyak jelantah jadi sabun dan lilin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Daripada dibuang yang malah akan menimbulkan masalah lingkungan, kan lebih baik limbah jelantah itu kita manfaatkan dengan diolah menjadi barang yang berguna seperti sabun dan lilin," kata Ketua Kelompok Keahlian Informatika ITB Prof Kridanto Surendro saat pelatihan tersebut, di aula Kantor Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Senin.
Baca juga: Pj Bupati Garut pastikan stok bantuan tersedia di lumbung sosial
Ia menuturkan kegiatan tersebut merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang tujuannya untuk mengatasi permasalahan, dan memajukan kesejahteraan masyarakat desa melalui kegiatan pemanfaatan limbah minyak menjadi produk yang berguna.
Kegiatan sepenuhnya dibiayai oleh ITB itu, kata dia, melibatkan sejumlah dosen, dan mahasiswa sebanyak 12 orang, bekerja sama dengan Institut Teknologi Garut (ITG) dengan menurunkan 10 mahasiswa, dan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut.
"Alasan melakukan kegiatan di Kabupaten Garut karena di Garut banyak industri, banyak usaha yang menjual produknya dengan cara digoreng, sehingga limbah minyak pun banyak," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Garut berdasarkan hasil pengamatan terdapat banyak kegiatan usaha yang menggunakan minyak goreng seperti industri kerupuk kulit, dan burayot khas Garut.
Kegiatan usaha itu, kata dia, selalu memproduksi dengan jumlah yang banyak, sehingga limbah minyak bekas penggorengan juga akan banyak untuk itu limbah tersebut harus bisa dimanfaatkan dengan baik menjadi barang berguna.
"Produk yang dibuat tidak hanya bisa digunakan sendiri, jika produksinya sudah lumayan besar, ini kan bisa dijual dan menjadi sumber mata pencaharian," katanya lagi.
Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sukasenang Indri Pancawati mengatakan, kegiatan tersebut telah membawa wawasan baru bagi masyarakat, terutama kaum perempuan di Desa Sukasenang untuk memanfaatkan minyak jelantah menjadi sabun dan lilin.
"Setelah mengikuti pelatihan ini maka warga, khususnya ibu-ibu, tidak akan lagi membuang minyak jelantahnya yang tentunya berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan," katanya pula.
Kepala Desa Sukasenang Iwan Ridwan menyampaikan terima kasih kepada ITB yang sudah memilih Garut menjadi tempat diselenggarakannya program pengabdian masyarakat tersebut.
Ia mengatakan, pelatihan itu akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dalam mengolah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat, maupun nanti bisa menjadi nilai ekonomi yang dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat.
"Keterampilan yang dimiliki warga dalam mengolah limbah minyak jelantah ini nantinya bisa menjadi mata pencaharian baru, dan akan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian warga," katanya pula.
Baca juga: PMI Garut gencarkan gerakan donor darah penuhi kebutuhan pengidap thalasemia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ITB latih warga Garut manfaatkan minyak jelantah jadi sabun dan lilin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024