Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menormalisasi aliran Sungai Saradan untuk memastikan sawah petani di sekitarnya mendapat suplai air yang cukup selama masa tanam padi kedua pada musim kemarau.
“Normalisasi sungai ini tujuannya membantu ratusan petani dari Desa Kendayakan Kecamatan Terisi dan Desa Puntang Kecamatan Losarang, agar air bisa masuk ke saluran irigasi dan mengairi sawah mereka,” kata Bupati Indramayu Nina Agustina di Indramayu, Rabu.
Baca juga: Indramayu salurkan 5 ton benih padi unggul untuk petani
Baca juga: Indramayu salurkan 5 ton benih padi unggul untuk petani
Nina menjelaskan pihaknya sudah meninjau secara langsung kondisi sungai dan saluran irigasi di wilayah itu pada Selasa (2/7), untuk menindaklanjuti keluhan dari para petani terkait dengan sulitnya memperoleh sumber air.
Dari hasil tinjauannya, kata dia, Sungai Saradan perlu dinormalisasi agar air bisa mengalir dengan lancar melalui jaringan irigasi untuk sampai ke lahan sawah milik petani.
Selain normalisasi, pihaknya juga menerapkan sistem gilir air yang diatur secara berkala supaya setiap hektare sawah di wilayah itu memperoleh suplai air yang merata.
“Sekarang sedang dilakukan normalisasi Sungai Saradan ini. Kami juga sediakan pompa untuk mengatasi sawah-sawah yang kesulitan air. Nanti dilihat lagi enam hari ke depan karena saat ini dilakukan gilir air,” ujarnya.
Nina menekankan pengelolaan irigasi yang baik harus diterapkan, guna menjaga produktivitas lahan sawah di sekitar Sungai Saradan ini.
Ia menuturkan beberapa waktu lalu lahan sawah di wilayah tersebut hanya bisa satu kali tanam karena kesulitan sumber air. Sebab, air bisa masuk hanya pada musim tanam rendeng sedangkan di musim sadon pasokannya mulai berkurang.
“Permasalahan irigasi ini harus segera dicarikan solusinya. Harus jangka panjang. Oleh karenanya pemerintah hadir langsung agar petani di dua desa ini bisa segera tanam dan akhirnya bisa panen seperti petani lainnya,” ujar Nina.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Indramayu Asep Abdul Mukti menambahkan pihaknya akan melakukan pemantauan, terhadap proses normalisasi dan penerapan sistem gilir air di Desa Kendayakan serta Puntang.
Selain itu, ia mengatakan evaluasi menyeluruh tetap dilakukan setelah periode sistem gilir air berakhir untuk menentukan kebijakan lain yang diperlukan.
"Diharapkan dengan waktu enam hari ini, air bisa masuk ke persawahan sehingga petani bisa panen. Perkembangan terus dipantau setiap saat," kata Asep.
Baca juga: Kabupaten Indramayu kembangkan 1.055 hektare sawah padi organik
Baca juga: Kabupaten Indramayu kembangkan 1.055 hektare sawah padi organik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024