Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengungkapkan hari lingkungan hidup yang untuk tingkat Jabar dirayakan di Sektor 8 Citarum, Kabupaten Bandung, Kamis, adalah momentum untuk meningkatkan kepedulian pada lingkungan.
"Intinya kami ingin kita semua menjaga lingkungan dengan cara yang tidak biasa -inovasi- karena kita ketahui bahwa ancaman perubahan iklim -suhu ekstrem- akan terjadi tahun ini," kata Bey di lokasi perayaan Kabupaten Bandung, Kamis.
Karenanya, Bey mengingatkan agar peringatan itu jangan hanya menjadi agenda rutin, akan tetapi harus diusahakan ada pemulihan lingkungan dengan inovasi setiap tahunnya.
Bey juga mendorong seluruh elemen agar dapat mengubah perilaku untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai.
"Seberapa canggih alat pengelola sampah, jika masyarakat tidak mengubah pola pikir dan perilaku dalam membuang sampah itu akan percuma semua. Keinginan membuang sampah sembarangan itu selalu ada jika tidak memulai dari diri kita sendiri," kata Bey.
Ia mencontohkan, seperti sampah yang muncul di kawasan Jembatan Babakan Saapan, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, saat itu, merupakan sampah lama yang naik ke permukaan.
"Jadi artinya pola pikir dan perilaku yang salah itu sudah lama terjadi dan kita harus mulai -mengubah- sekarang. Kita jadikan momentum pada peringatan ini sebagai perubahan perilaku kita semua, termasuk terus mengedukasi masyarakat," ujarnya.
Dalam upaya meminimalkan dan mengedukasi masyarakat, Bey akan mencoba memberikan blok dengan jaring di setiap desa yang berada dekat dengan aliran Sungai Citarum.
"Untuk meminimalkan itu tadi ada usulan, jika anggaran cukup per desa akan dijaring dan kita blok dengan jaring. Jadi ketahuan siapa yang membuang sampah," katanya.
Hal itu dalam upaya mengetahui desa mana yang masih memiliki perilaku buruk membuang sampah ke sungai, sehingga pihaknya dapat mengetahui desa mana yang perlu edukasi dan peringatan terlebih dahulu.
"Sekarang mereka saling menuduh karena itu jika ada anggaran kita blok saja per desa. Yang penting tahu desa mana yang buang sampah sembarangan," kata Bey.
Selain itu, Bey juga mengatakan, PBB telah memperingatkan dalam lima tahun ke depan suhu akan mencapai rekor tertinggi, dan tahun ini merupakan periode suhu terpanas.
"Ini semua harus kita antisipasi bersama, salah satunya dengan menjaga emisi gas rumah kaca," katanya.
Bey mengapresiasi di tahun 2023, capaian akumulatif penurunan emisi gas rumah kaca di Jabar mencapai 7,25 persen melebihi target nasional 5,22 persen.
Ia pun memberikan arahannya terkait Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) pada 2023 di Jabar yang berada pada kriteria sedang yang hanya naik 0,11 poin.
"Saya minta bupati, wali kota, dan seluruh dinas terkait beserta jajaran untuk menelusuri apa yang kurang, cek ke lapangan dan cari terobosan," ujarnya.
Bey berharap pada momentum peringatan itu dapat dijadikan upaya meningkatkan kesadaran dan kepedulian kelestarian lingkungan.
"Kita jadikan momentum pada peringatan ini sebagai perubahan perilaku kita semua, termasuk terus mengedukasi masyarakat," kata Bey.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Intinya kami ingin kita semua menjaga lingkungan dengan cara yang tidak biasa -inovasi- karena kita ketahui bahwa ancaman perubahan iklim -suhu ekstrem- akan terjadi tahun ini," kata Bey di lokasi perayaan Kabupaten Bandung, Kamis.
Karenanya, Bey mengingatkan agar peringatan itu jangan hanya menjadi agenda rutin, akan tetapi harus diusahakan ada pemulihan lingkungan dengan inovasi setiap tahunnya.
Bey juga mendorong seluruh elemen agar dapat mengubah perilaku untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai.
"Seberapa canggih alat pengelola sampah, jika masyarakat tidak mengubah pola pikir dan perilaku dalam membuang sampah itu akan percuma semua. Keinginan membuang sampah sembarangan itu selalu ada jika tidak memulai dari diri kita sendiri," kata Bey.
Ia mencontohkan, seperti sampah yang muncul di kawasan Jembatan Babakan Saapan, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, saat itu, merupakan sampah lama yang naik ke permukaan.
"Jadi artinya pola pikir dan perilaku yang salah itu sudah lama terjadi dan kita harus mulai -mengubah- sekarang. Kita jadikan momentum pada peringatan ini sebagai perubahan perilaku kita semua, termasuk terus mengedukasi masyarakat," ujarnya.
Dalam upaya meminimalkan dan mengedukasi masyarakat, Bey akan mencoba memberikan blok dengan jaring di setiap desa yang berada dekat dengan aliran Sungai Citarum.
"Untuk meminimalkan itu tadi ada usulan, jika anggaran cukup per desa akan dijaring dan kita blok dengan jaring. Jadi ketahuan siapa yang membuang sampah," katanya.
Hal itu dalam upaya mengetahui desa mana yang masih memiliki perilaku buruk membuang sampah ke sungai, sehingga pihaknya dapat mengetahui desa mana yang perlu edukasi dan peringatan terlebih dahulu.
"Sekarang mereka saling menuduh karena itu jika ada anggaran kita blok saja per desa. Yang penting tahu desa mana yang buang sampah sembarangan," kata Bey.
Selain itu, Bey juga mengatakan, PBB telah memperingatkan dalam lima tahun ke depan suhu akan mencapai rekor tertinggi, dan tahun ini merupakan periode suhu terpanas.
"Ini semua harus kita antisipasi bersama, salah satunya dengan menjaga emisi gas rumah kaca," katanya.
Bey mengapresiasi di tahun 2023, capaian akumulatif penurunan emisi gas rumah kaca di Jabar mencapai 7,25 persen melebihi target nasional 5,22 persen.
Ia pun memberikan arahannya terkait Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) pada 2023 di Jabar yang berada pada kriteria sedang yang hanya naik 0,11 poin.
"Saya minta bupati, wali kota, dan seluruh dinas terkait beserta jajaran untuk menelusuri apa yang kurang, cek ke lapangan dan cari terobosan," ujarnya.
Bey berharap pada momentum peringatan itu dapat dijadikan upaya meningkatkan kesadaran dan kepedulian kelestarian lingkungan.
"Kita jadikan momentum pada peringatan ini sebagai perubahan perilaku kita semua, termasuk terus mengedukasi masyarakat," kata Bey.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024