Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat selama dua bulan terakhir ditemukan kasus tuberkulosis (TB) pada 2.171 orang sehingga berbagai upaya dilakukan untuk menekannya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Cianjur, dr Frida Layla Yahya di Cianjur Senin, mengatakan setiap tahunnya kasus TB menjadi 10 penyakit besar dengan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap tertinggi di rumah sakit di Cianjur.
Baca juga: Pemkab Cianjur berikan layanan kesehatan gratis untuk penderita TBC
"Setiap tahun terjadi peningkatan kasusnya, 2018 kasus TB di Cianjur mencapai 5.074 orang, namun sempat turun di tahun 2020 dan 2021 dengan temuan sekitar 4.000 kasus, tahun 2022 kasus TB kembali naik menjadi 7.102 orang," katanya.
Frida menjelaskan puncaknya pada temuan kasus TB tahun 2023 yang mencapai 9.582 orang, tingginya kasus TB karena mudah menular melalui udara, sehingga berbagai program menjaga kebersihan diri dan lingkungan terus digencarkan melibatkan tenaga kesehatan.
Serta upaya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diterapkan warga termasuk menggunakan protokol kesehatan saat berada di lingkungan rawan terjadi penularan, sedangkan bagi warga yang terjangkit diminta untuk menuntaskan pengobatan sampai dinyatakan bebas TB..
"Penularan TB lebih banyak terjadi pada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah dimana kondisi lingkungan yang kurang sehat dan kondisi rumah tanpa ventilasi yang memadai, sehingga mudah terserang, untuk itu pentingnya PHBS dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Pihaknya berharap semua kalangan masyarakat saling bahu-bahu menciptakan lingkungan tempat tinggal yang sehat dengan merutinkan kegiatan gotong royong dan program ketahanan kesehatan lainnya dengan rajin melakukan cek kesehatan di pusat layanan kesehatan terdekat.
"Jangan tunggu terjangkit baru berobat, lebih baik antisipasi dini dengan rutin melakukan cek kesehatan agar terhindar dari penyakit dan dapat dilakukan antisipasi cepat ketika terjangkit," kata Frida.
Baca juga: Dinkes Cianjur dorong pencegahan penularan TBC
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Cianjur, dr Frida Layla Yahya di Cianjur Senin, mengatakan setiap tahunnya kasus TB menjadi 10 penyakit besar dengan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap tertinggi di rumah sakit di Cianjur.
Baca juga: Pemkab Cianjur berikan layanan kesehatan gratis untuk penderita TBC
"Setiap tahun terjadi peningkatan kasusnya, 2018 kasus TB di Cianjur mencapai 5.074 orang, namun sempat turun di tahun 2020 dan 2021 dengan temuan sekitar 4.000 kasus, tahun 2022 kasus TB kembali naik menjadi 7.102 orang," katanya.
Frida menjelaskan puncaknya pada temuan kasus TB tahun 2023 yang mencapai 9.582 orang, tingginya kasus TB karena mudah menular melalui udara, sehingga berbagai program menjaga kebersihan diri dan lingkungan terus digencarkan melibatkan tenaga kesehatan.
Serta upaya Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diterapkan warga termasuk menggunakan protokol kesehatan saat berada di lingkungan rawan terjadi penularan, sedangkan bagi warga yang terjangkit diminta untuk menuntaskan pengobatan sampai dinyatakan bebas TB..
"Penularan TB lebih banyak terjadi pada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah dimana kondisi lingkungan yang kurang sehat dan kondisi rumah tanpa ventilasi yang memadai, sehingga mudah terserang, untuk itu pentingnya PHBS dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Pihaknya berharap semua kalangan masyarakat saling bahu-bahu menciptakan lingkungan tempat tinggal yang sehat dengan merutinkan kegiatan gotong royong dan program ketahanan kesehatan lainnya dengan rajin melakukan cek kesehatan di pusat layanan kesehatan terdekat.
"Jangan tunggu terjangkit baru berobat, lebih baik antisipasi dini dengan rutin melakukan cek kesehatan agar terhindar dari penyakit dan dapat dilakukan antisipasi cepat ketika terjangkit," kata Frida.
Baca juga: Dinkes Cianjur dorong pencegahan penularan TBC
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024