Observatorium Albiruni Unisba bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Barat dan Badan Hisab dan Rukyat Jabar melakukan pengamatan hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah.
Kepala Observatorium Albiruni Unisba Encep Abdul Rojak menyebutkan pemantauan hilal dilakukan di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba, Kota Bandung dengan koordinat tempat Lintang -654’12” LS, Bujur 10736’32” BT dan ketinggian tempatnya 750 Meter diatas permukaan laut.
“Kegiatan ini berstatus resmi terdaftar sebagai titik pengamatan hilal awal Ramadhan. Artinya hasil dari pengamatan ini akan dilaporkan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai bahan sidang isbat awal Ramdhan 1445 H,” kata Encep di Bandung, Ahad sore.
Encep menjelaskan ijtimak atau konjungsi terjadi pada pukul 16.01 WIB yang berarti posisi bumi, bulan, dan matahari berada pada satu garis astronomis.
“Sejak terjadinya konjungsi sampai dengan waktu pengamatan disebut umur bulan atau hilal sekitar 2 jam 7 menit,” kata dia.
Dia mengatakan pengamatan hilal akan dimulai saat matahari terbenam yaitu pukul 18.08 WIB. Lama pengamatan hilal dilakukan selama lima menit, karena bulan akan terbenam pada pukul 18.13 WIB.
“Saat matahari terbenam, hilal berada pada azimuth 26444’18” dan posisi matahari berada pada azimuth 26557’16,” katanya.
Lebih lanjut, kata dia, pada saat matahari terbenam pukul 18.08 WIB, tinggi hilal kurang dari 1 derajat dan hilal terbenam pada pada pukul 18.13 WIB.
“Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini belum memenuhi batas minimal hilal yang terlihat yaitu kriteria lebih dari 3 derajat, sehingga hilal mungkin tidak dilihat,” kata Encep.
Encep mengungkapkan hasil dari kegiatan ini dilaporkan kepada Kementerian Agama sebagai bahan sidang isbat 1 Ramadhan 1445 H.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024