Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memprioritaskan pembangunan kembali ruang kelas yang rusak akibat bencana alam dan ambruk dimakan usia pada tahun 2024 secara bertahap termasuk ruang kelas SDN Tanjungsari.

Bupati Cianjur, Herman Suherman di Cianjur, Senin mengatakan pihaknya sudah menginstruksikan ke Disdikpora Cianjur dan dinas terkait untuk melakukan pendataan bangunan sekolah yang rusak dari SD dan SMP, sehingga tahun depan akan masukan dalam skala prioritas.

"Selama satu tahun terakhir jumlah ruang kelas SD dan SMP yang rusak di Cianjur lebih dari 1.000 ruang kelas, sehingga dianggarkan perbaikan-nya tahun depan dari APBD Cianjur dan dari bantuan lain, khusus yang terdampak bencana alam menjadi prioritas utama," katanya.

Terkait banyaknya ruang kelas yang rusak, tutur dia, banyak mendapat laporan langsung dari kepala sekolah, guru, orang tua siswa saat melakukan kunjungan atau melalui pesan di media sosial, sehingga pihaknya akan melakukan perbaikan secara bertahap tahun 2024.

"Terbatasnya anggaran dari APBD Cianjur membuat kami mencari bantuan dari provinsi dan pusat, sehingga ruang kelas yang rusak berat dapat segera dibangun kembali di tahun depan meski tidak dapat sekaligus," katanya.

Kasi Sarana dan Prasarana (Sarpras) Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Cianjur, Baehaki mengatakan terkait bangunan SDN Tanjungsari 03 di Kecamatan Sukaluyu, pihaknya sudah mendatangi lokasi dan melakukan pendataan satu ruang kelas ambruk karena lapuk dimakan usia.

"Kami sudah mendata pada bulan September, satu ruang kelas ambruk dan laporan terbaru menjadi dua ruang kelas yang perbaikan-nya sudah diajukan di tahun depan, kami akan mendatangi lokasi guna melakukan pendataan ulang," katanya.
Seperti diberitakan salah satu ruang kelas di SDN Tanjungsari 03 di Kecamatan Sukaluyu yang berdiri sejak tahun 1986, ambruk pada Jumat (15/12). Selama digunakan baru beberapa kali mendapatkan renovasi terutama di bagian atap sedangkan bangunan belum pernah mendapat perbaikan.

Akibat rusak-nya ruang kelas tersebut, membuat 50 orang siswa dari kelas I dan II terpaksa menjalani proses belajar mengajar di luar ruangan guna menghindari hal yang tidak diinginkan, bahkan tidak jarang siswa dipulangkan ketika hujan turun deras.

"Selama sekolah berdiri baru direnovasi bagian atap tahun 2004 dan 2011, sedangkan untuk bangunan tidak pernah berubah. Sekolah kami memiliki delapan ruangan termasuk mushalla, kelas tidak dialiri listrik, langit-langit ruang kantor jebol karena lapuk," kata Kepala SDN Tanjungsari 03 Sukaluyu Nandang Rustamdi.

Pihaknya berharap pemerintah dapat segera membangun kembali ruangan kelas yang rusak agar siswa dapat belajar kembali di dalam kelas karena sejak ambruk puluhan siswa terpaksa belajar di lapangan terbuka.


 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023