Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyalurkan langsung bantuan untuk kebutuhan hidup dan pendidikan kepada seorang remaja yang ramai diperbincangkan di media sosial karena berbakti merawat ibunya yang merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Mensos bersama rombongan dan jajaran Pemerintah Kabupaten Garut menemui remaja bernama Entis Sutisna (15) untuk berbincang-bincang tentang kondisi kehidupannya di rumah sederhananya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Senin.
Baca juga: Mahasiswa harus bisa menangkal paham radikalisme, kata Bakesbangpol Garut
Mensos mengatakan sengaja ingin datang langsung ke Kabupaten Garut untuk menemui remaja tersebut untuk memastikan mendapatkan bantuan program pemerintah dan juga hak pendidikannya, juga mendapatkan bantuan lain untuk usaha warung sembako di rumahnya.
"Makanya saya langsung ke sini, ini baru kemarin lusa, kemarin aku dapat berita ini, saya sampaikan, besok (Senin) aku ke sana (Garut)," kata Mensos.
Ia menyampaikan terima kasih kepada media massa dan media sosial yang sudah memberikan informasi tentang seorang anak yatim yang berbakti mengurus kebutuhan hidup ibunya yang menderita disabilitas mental.
Ia memastikan ibu dari anak tersebut sudah mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi di Bogor, begitu juga mendapatkan bantuan program pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH) dan juga bantuan pendidikan yang akan dibantu oleh pemerintah daerah dan desa setempat.
"Si kecil (Entis) ini juga bisa sekolah kembali, difasilitasi oleh Pak Kepala Desa," kata Mensos.
Ia mengatakan ibunya saat ini sudah menjalani perawatan medis, dan berdasarkan laporan dari pihak rumah sakit untuk tahapan selanjutnya bisa dilakukan rawat jalan tiap bulan, tidak setiap hari.
"Insyaallah tadi juga saya sudah kontak oleh Direktur Rumah Sakit untuk pengobatan yang tidak perlu perawatan setiap hari tapi setiap bulan, itu ada untuk perawatan mental disorder atau disabilitas mental," katanya.
Selain membantu perawatan medis ibunya, dan bantuan lainnya, Mensos juga menawarkan pekerjaan kepada kakak Entis di balai milik Kementerian Sosial, tapi sebelum mendapatkan pekerjaan di Kementerian Sosial, terlebih dahulu kondisi ibunya harus dalam keadaan mentalnya bagus.
"Saya juga akan lihat perkembangannya, kalau ibunya sudah kondisi bagus mungkin dia bisa ikut kerja dengan kami, tapi kalau belum sempurna saya minta nungguin dulu sambil jaga warung," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut Aji Sukarmaji menambahkan, pemerintah daerah sudah siap memberikan fasilitas bantuan rehabilitasi sosial, termasuk memberikan jaminan untuk masuk dalam peserta BPJS.
Baca juga: Puluhan pemuda masjid di Garut dilatih kewirausahaan dan digitalisasi UMKM
"Dari pemda BPJS, kita fasilitasi pemerintah daerah, begitu juga ada program untuk rehabilitasi sosial," kata Aji.
Entis Sutisna seorang remaja asal Garut dikisahkan mengalami putus sekolah karena harus mengurus ibunya Siti Salamah (49) yang mengalami gangguan kejiwaan. Kisahnya itu direkam menggunakan video telepon seluler kemudian disebar di media sosial.
Entis menceritakan setiap harinya berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidup ibunya seperti menyuapi makan, sedangkan ayahnya sudah dua tahun lalu meninggal dunia, kemudian kakaknya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Entis mengatakan karena kakaknya bekerja, dan ibunya tidak ada yang menunggu dan merawat maka terpaksa harus putus sekolah agar bisa menjaga ibunya setiap waktu.
"Ya, berhenti sekolah untuk bisa rawat ibu," kata Entis.
Mahdar, kakak Entis mengisahkan, ibunya seringkali kambuh seperti pergi tanpa tujuan, kemudian dicari, lalu kembali dibawa pulang.
"Kalau sedang kambuh suka pergi jauh, sampai ke daerah Tarogong atau Samarang (tetangga kecamatan). Saya yang cari, saya yang jemput," kata Mahdar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos bantu seorang remaja karena berbakti merawat ibunya yang ODGJ
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Mensos bersama rombongan dan jajaran Pemerintah Kabupaten Garut menemui remaja bernama Entis Sutisna (15) untuk berbincang-bincang tentang kondisi kehidupannya di rumah sederhananya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Senin.
Baca juga: Mahasiswa harus bisa menangkal paham radikalisme, kata Bakesbangpol Garut
Mensos mengatakan sengaja ingin datang langsung ke Kabupaten Garut untuk menemui remaja tersebut untuk memastikan mendapatkan bantuan program pemerintah dan juga hak pendidikannya, juga mendapatkan bantuan lain untuk usaha warung sembako di rumahnya.
"Makanya saya langsung ke sini, ini baru kemarin lusa, kemarin aku dapat berita ini, saya sampaikan, besok (Senin) aku ke sana (Garut)," kata Mensos.
Ia menyampaikan terima kasih kepada media massa dan media sosial yang sudah memberikan informasi tentang seorang anak yatim yang berbakti mengurus kebutuhan hidup ibunya yang menderita disabilitas mental.
Ia memastikan ibu dari anak tersebut sudah mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi di Bogor, begitu juga mendapatkan bantuan program pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH) dan juga bantuan pendidikan yang akan dibantu oleh pemerintah daerah dan desa setempat.
"Si kecil (Entis) ini juga bisa sekolah kembali, difasilitasi oleh Pak Kepala Desa," kata Mensos.
Ia mengatakan ibunya saat ini sudah menjalani perawatan medis, dan berdasarkan laporan dari pihak rumah sakit untuk tahapan selanjutnya bisa dilakukan rawat jalan tiap bulan, tidak setiap hari.
"Insyaallah tadi juga saya sudah kontak oleh Direktur Rumah Sakit untuk pengobatan yang tidak perlu perawatan setiap hari tapi setiap bulan, itu ada untuk perawatan mental disorder atau disabilitas mental," katanya.
Selain membantu perawatan medis ibunya, dan bantuan lainnya, Mensos juga menawarkan pekerjaan kepada kakak Entis di balai milik Kementerian Sosial, tapi sebelum mendapatkan pekerjaan di Kementerian Sosial, terlebih dahulu kondisi ibunya harus dalam keadaan mentalnya bagus.
"Saya juga akan lihat perkembangannya, kalau ibunya sudah kondisi bagus mungkin dia bisa ikut kerja dengan kami, tapi kalau belum sempurna saya minta nungguin dulu sambil jaga warung," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut Aji Sukarmaji menambahkan, pemerintah daerah sudah siap memberikan fasilitas bantuan rehabilitasi sosial, termasuk memberikan jaminan untuk masuk dalam peserta BPJS.
Baca juga: Puluhan pemuda masjid di Garut dilatih kewirausahaan dan digitalisasi UMKM
"Dari pemda BPJS, kita fasilitasi pemerintah daerah, begitu juga ada program untuk rehabilitasi sosial," kata Aji.
Entis Sutisna seorang remaja asal Garut dikisahkan mengalami putus sekolah karena harus mengurus ibunya Siti Salamah (49) yang mengalami gangguan kejiwaan. Kisahnya itu direkam menggunakan video telepon seluler kemudian disebar di media sosial.
Entis menceritakan setiap harinya berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidup ibunya seperti menyuapi makan, sedangkan ayahnya sudah dua tahun lalu meninggal dunia, kemudian kakaknya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Entis mengatakan karena kakaknya bekerja, dan ibunya tidak ada yang menunggu dan merawat maka terpaksa harus putus sekolah agar bisa menjaga ibunya setiap waktu.
"Ya, berhenti sekolah untuk bisa rawat ibu," kata Entis.
Mahdar, kakak Entis mengisahkan, ibunya seringkali kambuh seperti pergi tanpa tujuan, kemudian dicari, lalu kembali dibawa pulang.
"Kalau sedang kambuh suka pergi jauh, sampai ke daerah Tarogong atau Samarang (tetangga kecamatan). Saya yang cari, saya yang jemput," kata Mahdar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos bantu seorang remaja karena berbakti merawat ibunya yang ODGJ
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023