Perum Bulog Kantor Cabang Cianjur, Jawa Barat, melepas beras cadangan pemerintah ke pasaran untuk menekan harga beras yang mengalami kenaikan sejak dua pekan terakhir.
Wakil Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cianjur, Sandi Tio Pratama saat dihubungi Rabu, mengatakan Bulog memiliki tugas dari pemerintah untuk menstabilkan harga ketika beras berbagai jenis di pasaran mengalami kenaikan.
Baca juga: Ahli ITB dan Rumah Amal Salman bangun puskesmas di Cianjur
”Untuk menekan kenaikan sampai melambung tinggi, kami melakukan stabilisasi harga dan pasokan karena Bulog yang ditugaskan pemerintah untuk menstabilkan harga di tingkat konsumen dengan melepas cadangan pangan pemerintah,” katanya.
Sandi menjelaskan, saat ini suplai beras ke sejumlah pasar yang ada di Cianjur, terbilang aman meski musim paceklik yang menjadi penyebab harga beras mengalami kenaikan karena Bulog tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar agar harga tidak melambung.
Untuk harga beras jenis medium di pasaran tambah dia, dijual di angka Rp9.500 sampai Rp10.500, sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah untuk beras medium Rp9.450 per kilogram.
"Sedangkan stok beras yang ada di Bulog Cianjur kurang lebih 1.900 ton, sehingga kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ditunjang dengan stok yang mencukupi untuk menyuplai kebutuhan pasar hingga bulan April," katanya.
Sedangkan selama musim paceklik, tambah dia, petani lebih memilih menjual beras ke tengkulak karena harga yang ditawarkan cukup tinggi, sehingga berdampak terhadap harga beras di pasaran yang rata-rata mengalami kenaikan Rp1.000 per kilogram.
Sementara harga beras jenis medium di pasaran dijual Rp11.500 per kilogram, sedangkan untuk beras jenis IR dijual di angka Rp11.000 per kilogram, akibat kenaikan harga pedagang mengalami penurunan penjualan karena pembeli mengurangi jumlah pembelian.
Baca juga: Pemkab dukung terbentuknya destinasi wisata anyaman Naringgul Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Wakil Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cianjur, Sandi Tio Pratama saat dihubungi Rabu, mengatakan Bulog memiliki tugas dari pemerintah untuk menstabilkan harga ketika beras berbagai jenis di pasaran mengalami kenaikan.
Baca juga: Ahli ITB dan Rumah Amal Salman bangun puskesmas di Cianjur
”Untuk menekan kenaikan sampai melambung tinggi, kami melakukan stabilisasi harga dan pasokan karena Bulog yang ditugaskan pemerintah untuk menstabilkan harga di tingkat konsumen dengan melepas cadangan pangan pemerintah,” katanya.
Sandi menjelaskan, saat ini suplai beras ke sejumlah pasar yang ada di Cianjur, terbilang aman meski musim paceklik yang menjadi penyebab harga beras mengalami kenaikan karena Bulog tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar agar harga tidak melambung.
Untuk harga beras jenis medium di pasaran tambah dia, dijual di angka Rp9.500 sampai Rp10.500, sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah untuk beras medium Rp9.450 per kilogram.
"Sedangkan stok beras yang ada di Bulog Cianjur kurang lebih 1.900 ton, sehingga kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ditunjang dengan stok yang mencukupi untuk menyuplai kebutuhan pasar hingga bulan April," katanya.
Sedangkan selama musim paceklik, tambah dia, petani lebih memilih menjual beras ke tengkulak karena harga yang ditawarkan cukup tinggi, sehingga berdampak terhadap harga beras di pasaran yang rata-rata mengalami kenaikan Rp1.000 per kilogram.
Sementara harga beras jenis medium di pasaran dijual Rp11.500 per kilogram, sedangkan untuk beras jenis IR dijual di angka Rp11.000 per kilogram, akibat kenaikan harga pedagang mengalami penurunan penjualan karena pembeli mengurangi jumlah pembelian.
Baca juga: Pemkab dukung terbentuknya destinasi wisata anyaman Naringgul Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023