Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil mengapresiasi digitalisasi Pasar Sukatani di Kota Depok, yang sudah menerapkan pembayaran nontunai melalui QRIS.

"Pasar Sukatani keren, warganya sudah bayar pakai QRIS, belanja tidak harus selalu pakai tunai. Jadi ini contoh pasar yang luar biasa," kata Ridwan Kamil ketika melakukan monitoring ke Pasar Sukatani Depok pasca penyesuaian tarif bahan bakar minyak (BBM), Rabu.

Menurut Ridwan Kamil, digitalisasi saat ini merupakan kebutuhan, termasuk di pasar tradisional. Secara bertahap pasar tradisional di seluruh Jabar ditransformasi menerapkan teknologi digital.

Baca juga: Gubernur Jawa Barat bantu pengobatan warga Depok penderita gagal ginjal

"Zaman sekarang kalau tidak digital ketinggalan. Memang masih ada yang pakai tunai, tapi dua sampai tiga tahun mendatang akan pindah ke digital secara maksimal, termasuk pasar tradisional di Jabar bertahap semua akan digitalisasi," kata Kang Emil.

Pasar Sukatani memiliki 218 kios/ los dengan 154 pedagang tipe IV. Komoditas yang dikelola UPT Pasar Sukatani Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok ini antara lain sembako, sayuran, buah-buahan, makanan siap saji, pakaian, perhiasan, kue, perabot, daging dengan komoditas unggulan ikan tambakan.

Pasar yang meraih juara 1 Lomba Inovasi Pasar Rakyat Se-Kota Depok ini pun menjadi pasar rujukan dari Kementerian Perdagangan terkait inovasi pengelolaan pasar.

Sementara itu dari hasil monitoring bahan kebutuhan pokok, kenaikan terjadi pada sejumlah bahan pokok, namun harganya masih di bawah 10 persen.
Gubernur Ridwan Kamil menilai kenaikan tersebut masih terbilang normal, sehingga tidak begitu memberatkan pembeli.

"Kenaikan maksimal hanya 10 persen, jadi ini masih tolerable ," ujarnya.

Baca juga: Dinas Pendidikan Jawa Barat godok revisi Pergub tentang Komite Sekolah

Kang Emil menuturkan, kecilnya kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh inflasi Kota Depok di angka 4,5 persen. Angka tersebut mengindikasikan harga-harga masih terjangkau.

"Saya cek inflasi di Depok bagus, 4,5 persen. Artinya kalau di bawah 5 persen harga-harga masih terjangkau," ujar Kang Emil.

Dalam monitoring tersebut, Kang Emil sempat berbincang dengan sejumlah pedagang sekaligus membeli bahan kebutuhan pokok seperti beras pandan wangi, tempe dan ceker ayam.

 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022