Pemkab Cianjur, Jawa Barat, menggenjot pembangunan infrastruktur kesehatan yang memadai di seluruh kecamatan di kabupaten itu untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi.

Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Jumat, mengatakan pemerintah daerah terus menggenjot perbaikan infrastruktur kesehatan, seperti jalan dan pusat layanan kesehatan, termasuk pendaftaran jaminan kesehatan untuk menekan AKI dan AKB yang setiap tahun lebih dari 50 kasus.

"Infrastruktur jalan juga menjadi fokus utama, pusat layanan kesehatan yang lebih dekat dengan warga dan pelayanan lebih ditingkatkan. Peningkatan pelayanan juga dilakukan di tiga rumah sakit dengan program sayang ibu dan anak, sehingga AKI dan AKB dapat ditekan," katanya.

Perbaikan infrastruktur jalan yang menjadi kendala warga di pelosok untuk sampai ke pusat layanan kesehatan terdekat menjadi fokus utama dengan target 1.000 kilometer jalan beton hingga tahun 2024, sebagai salah satu upaya memperpendek jarak.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Cianjur Teni Hernawati mengatakan AKI dan AKB di Cianjur masih tinggi, tercatat sepanjang tahun ini kasus ibu meninggal mencapai 14 kasus dan angka kematian bayi mencapai 60 kasus, meski menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tahun sebelumnya kasus kematian ibu di angka 49 kasus dan kematian bayi di angka 178 kasus. Meski tahun ini menurun, angkanya masih tinggi berdasarkan laporan dari Puskesmas, belum ditambah dengan laporan dari rumah sakit," katanya.
Berbagai faktor penyebab masih tingginya angka AKI dan AKB di Cianjur, seperti tingkat ekonomi dan infrastruktur kesehatan yang belum laik, termasuk masih banyaknya infrastruktur jalan yang rusak, sehingga menyulitkan warga untuk sampai ke pusat layanan kesehatan.

"Faktor ekonomi, masih banyak masyarakat yang terkendala pembiayaan persalinan, sehingga tidak mau pergi ke fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kondisi ibu saat akan melahirkan, sehingga pemerintah daerah memberikan kemudahan dengan jaminan kesehatan," katanya.

Ia menambahkan masih rendahnya pendidikan orang tua membuat pemahaman terkait pentingnya memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil, menjadi tugas berat semua kalangan, termasuk pemerintahan desa untuk memberikan sosialisasi agar angka AKI dan AKB terus menurun.


 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022